Liputanjatim.com – Populasi hama tikus yang semakin meningkat, menyebabkan puluhan hektar lahan petani di Desa Pagu, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri terancam gagal panen. Salah satu faktor penyebab meningkatnya hama tikus tersebut disebabkan kemarau yang berkepanjangan.
Dari 200 hektar lahan pertanian di Desa Pagu, 20-30 persennya saat ini mulai diserang hewan pengerat ini. Bahkan, tingkat keberhasilan panen petani ditaksir sebesar 40 persen dan menyebabkan produksi petani turun drastis.
“Saat ini tingkat keberhasilan petani Cuma 40 persen. Seperti Bengkoang itu kalau udah dimakan sedikit kan udah nggak laku. Kondisi ini betul-betul sangat merugikan,” ungkap Kepala Desa Pagu Joko Luhur, Kamis (7/11/2019).
Selain menyerang buah-buahan seperti bengkoang, hama tikus juga menyerang hampir seluruh tanaman seperti tebu, ubi jalar, dan nanas.
“2016 udah mulai sebenarnya. Mula-mula sedikit. Namun, akhir-akhir ini udah semakin parah, tikus merajalela,” keluh Joko.
Upaya para petani untuk menghentikan hama tersebut sudah banyak dilakukan. Mulai dari menggunakan perangkap atau menggunakan gas yang dimasukkan ke lubang-lubang tikus secara bersamaan, namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.
Namun, saat ini para petani dibekali untuk melakukan uji coba racun tikus ‘Basmikus’, untuk menghilangkan hama tikus itu.
Basmikus merupakan racun tikus pemberian Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri. Basmikus berbentuk kembang api yang mengeluarkan asap beracun.
Uji coba ini dilakukan untuk kelompok petani di wilayah tersebut. Tiap kelompok petani akan disediakan 70 basmikus. Setelah uji coba, rencananya basmikus akan dipasang serentak di masing-masing wilayah 5 kelompok tani agar pembasmian semakin efektif.