LIPUTAN JATIM

Yuk Kepoin! Sejarah Singkat Sembilan Kerajaan di Jawa Timur

SIsi candi badut merupakan peninggalan kerajaan kanjuruhan di malang/@travellingyuk.com

Liputanjatim.com – Sejarah kerajaan di Jawa Timur kini mulai dihidupkan kembali dengan penjelasan tentang sembilan kerajaan besar yang kini jarang dikenal. Upaya ini dilakukan oleh pemerintahan Jawa Timur dengan mengunggah di akun Instagram resmi Pemprov Jatim @jatimpemprov yang berkolaborasi dengan Kominfo Jatim.

Tujuan uanggahan ini untuk menggugah minat akan sejarah Jawa Timur dengan memperkenalkan sembilan kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah tersebut. Dari Kerajaan Kanjuruhan hingga Kerajaan Blambangan, sejarah kerajaan-kerajaan ini mengungkap kekayaan budaya dan sejarah yang tersembunyi di berbagai wilayah Jawa Timur, dari Gresik hingga Banyuwangi.

  1. Kerajaan Kanjuruhan (700 M-789 M)

Kerajaan Kanjuruhan adalah salah satu kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri tahun 700 M hingga 789 M di Malang, tepatnya Desa Kejuron.

Kerajaan Kanjuruhan mencapai kejayaannya pada saat pemerintahan Gajayana. Daerah kekuasaannya meliputi lereng timur dan barat Gunung Kawi hingga pesisir utara Pulau Jawa.

Bukti keberadaan Kerajaan Kanjuruhan dengan ditemukannya Prasasti Dinoyo, Candi Badut, serta Prasasti Sangguran. Sementara itu, nilai waris yang ditinggalkan berupa teknik pertanian dan ilmu astronomi.

2. Kerajaan Medang (929 M-1016 M)
Kerajaan Medang merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Mpu Sindok pemimpin kerajaan memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur dengan mendirikan Dinasti Isyana.

Kerajaan Medang berdiri sekitar tahun 929 M hingga 1016 M. Runtuhnya kerajaan ini disebabkan oleh serangan Sriwijaya selama pernikahan Putri Dharmawangsa.

Bukti Peninggalan

– Prasasti Puncangan
– Candi Belahan
– Candi Songgoriti

Adapun nilai waris yang ditinggalkan Kerajaan Medang meliputi sistem arsitektur dan teknologi, pembuatan candi dan bangunan, sistem pertanian dan irigasi, paranata mangsa, hingga hari pasaran.

3. Kerajaan Kahuripan (1019 M-1045 M)
Berlokasi di Penanggungan, Sidoarjo, Kerajaan Kahuripan berdiri pada 1019 M-1045 M. Kerajaan Kahuripan didirikan oleh Airlangga, salah seorang menantu dari Dharmawangsa.

Setelah serangan India Kerajaan Colamandala ke Sriwijaya pada tahun 1023, Airlangga memperluas wilayah kekuasaannya dengan mendirikan ibu kota baru di Kahuripan, dekat Sidoarjo. Kemudian, pusat kerajaan dipindahkan ke Kediri, tepatnya di Doha.

Peninggalan Kerajaan Kahuripan dibuktikan melalui Candi Jolotundo. Adapun, nilai waris yang ditinggalkan Kerajaan Kahuripan, yakni pembagian wilayah kerajaan terbagi menjadi dua, meskipun harus mengorbankan keutuhan kerajaan dan Garudeya sebagai inspirasi lambang negara Indonesia.

4. Kerajaan Jenggala (1045 M-1136 M)
Kerajaan Jenggala berdiri di Sidoarjo. Kerajaan ini didirikan tahun 1045 M dan berakhir 1136 M. Setelah memisahkan diri dari Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Jenggala ibu kotanya berada di Kahuripan.

Selama 90 tahun berdiri, setidaknya ada tiga raja yang pernah berkuasa. Di antaranya Mapanji Garasakan, Alanjung Ahyes, dan Samarotsaha. Kerajaan ini runtuh tahun 1045 karena ditaklukkan oleh Kediri.

Terdapat dua prasasti peninggalan yang dijadikan bukti berdirinya Kerajaan Jenggala, yakni Prasasti Turun Hyang II dan Prasasti Kambang Putih. Sementara, nilai waris yang ditinggal berupa cerita Panji.

5. Kerajaan Panjalu (1045 M- 1222 M)
Kerajaan satu ini berlokasi di Kediri, Jawa Timur, yang berdiri sejak tahun 1045 M hingga 1222 M. Kerajaan Panjalu mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Sri Jayabhaya. Puncak kejayaan didapatkan setelah kekalahan Kerajaan Jenggala dan Sriwijaya.

Kerajaan Panjalu kemudian mengalami kemunduran pada masa kepemimpinan Raja Kertajaya. Kemunduran tersebut disebabkan konflik dengan Brahmana. Ken Arok dari Tumapel pun memanfaatkan konflik tersebut dengan melakukan pemberontakan.

Akhirnya Kediri mengalami kekalahan. Di sisi lain, nilai waris yang ditinggalkan Kerajaan Panjalu berupa cerita Panji dan beragam karya sastra sebagai wujud kekayaan budaya bangsa.

Bukti Peninggalan

– Situs Tondowongso
– Candi Gunung Gangsir
– Kitab Kakawin Bharatayudha
– Kitab Kakawin Hariwangsa
– Kitab Kakawin Smaradahana
– Kitab Sumanasantaka
– Kitab Kresnayana


6. Kerajaan Singosari (1222 M-1292 M)
Kerajaan Singosari didirikan Ken Arok pada tahun 1222 M. Kerajaan ini berlokasi di Malang dengan corak Hindu-Buddha. Kertanegara menjadi Raja Singosari yang terakhir.

Berkat ambisinya menaklukkan Nusantara, Kerajaan Singosari pernah menaklukkan beberapa wilayah di Pulau Jawa. Seperti Kerajaan Dharmasraya, Bali, Jawa, Madura, dan Kalimantan. Hingga pada tahun 1292 M, Kerajaan Singosari hancur akibat serangan Jayakatwang.

Bukti Peninggalan

– Prasasti Mula Malurung
– Candi Kidal
– Candi Singosari
– Candi Jawi
– Candi Jago


Adapun nilai waris yang ditinggalkan berupa visi penyatuan Nusantara dan penguatan budaya dalam segi maritim, kedaulatan, dan harga diri bangsa.

7. Kerajaan Majapahit (1292 M- 1478 M)
Kerajaan Majapahit didirikan pada 10 November 1293 M berlokasi di Trowulan. Berdirinya kerajaan tersebut bertepatan dengan dinobatkannya Raden Wijaya sebagai Kertajasa Jayawardhana. Puncak kejayaan dicapai di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.

Perlu diketahui, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha. Kerajaan Majapahit mulai mengalami keruntuhan akibat Perang Paregreg dengan Bhre Wirabhumi.

Adanya perang tersebut melemahkan pengaruh Majapahit di luar Pulau Jawa. Nilai waris yang ditinggalkan Kerajaan Majapahit meliputi bendera merah putih, Wawasan Nusantara, dan Bhineka Tunggal Ika.

Bukti Peninggalan

– Kitab Pararaton
– Kitab Sutasoma
– Kitab Negarakertagama
– Candi Brahu
– Candi Tikus
– Kolam Segaran


8. Kedatuan Giri Kedaton (1481 M-1680 M)
Pesantren Giri didirikan Sunan Giri di Gresik, dengan nama Kerajaan Giri pada tahun 1481 M. Puncak kejayaan Kedatuan Giri Kedaton ada di bawah pemerintahan Sunan Prapen.

Hingga pada tahun 1636, Kedatuan Giri Kedaton mulai mengalami kemunduran akibat serangan Sultan Agung dari Mataram. Tidak berhenti di situ, kedatuan ini akhirnya dihancurkan Sunan Amangkurat II dari Mataram yang dibantu VOC.

Bukit Peninggalan

– Babat Ing Gresik
– Kompleks Giri Kedaton

Nilai waris yang ditinggalkan meliputi penyebaran agama Islam, tembang dan permainan anak-anak, serta sistem pendidikan pesantren.

9. Kerajaan Blambangan (1365 M-1771 M)

Kerajaan Blambangan menjadi kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Kerajaan Blambangan berlokasi di Banyuwangi, dan didirikan pada tahun 1365 M. Meskipun pernah diserang Sultan Agung dari Mataram, Kerajaan Blambangan tidak bisa ditaklukkan.

Sebelum menjadi kerajaan berdaulat, Blambangan merupakan wilayah taklukkan Bali. Hingga pada tahun 1697, kerajaan ini jatuh ke tangan Raja Buleleng dan berakhir pada tahun 1771 M.

Bukti Peninggalan
– Kompleks Macan Putih
– Siti Hinggil
– Tambak Rejo


Sementara itu, nilai waris yang ditinggalkan Kerajaan Blambangan yakni kebudayaan Osing dan Blambangan.

Melalui pengetahuan tentang kerajaan-kerajaan tersebut, kita dapat lebih memahami warisan budaya yang kaya dan kompleks yang telah membentuk identitas Jawa Timur saat ini. Dengan menyingkap sejarah yang jarang diketahui ini, kita dapat lebih menghargai dan merayakan kekayaan budaya dan sejarah yang telah menjadi bagian integral dari masyarakat Jawa Timur selama berabad-abad.

Exit mobile version