Liputanjatim.com – Petani di Lamongan harus mengelus dada pada musim panen tahun ini. Pasalnya, sebanyak 3.700 hektare tanaman jagung yang masih berumur kurang lebih sebulan diserang hama ulat grayak.
Ulat asal Amerika tersebut menyerang ladang petani di tiga desa sekaligus di Kecamatan Brondong. Berbagai usaha telah dilakukan oleh para petani, salah satunya dengan menggelar semprotan massal untuk mengatasi hama tersebut. Bahkan, langkah ini sudah menelan biaya mencapai RP 1 miliar.
Sayangnya, cara tersebut tak membuahkan hasil. Kondisi ini diperparah dengan adanya serangan hama tikus.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Brondong, Khamim, mengatakan bahwa hama ulat grayak tersebut menetas berkali-kali. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada warga agar melakukan penyemprotan secara berulang-ulang.
“Penyemprotan harus bertingkat karena dalam satu batang jagung saja, ulat bisa menetas berkali-kali,” ungkap Khamim saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2020).
Serangan dari Ulat Grayak tidak hanya menghabiskan daun namun juga merusak batang jagung yang masih berumur 12 hari.
Salah satu lahan yang mendapat serangan terparah terjadi di Desa Sendang Rejo, Kecamatan Brondong.
Sebelumnya, ratusan petani desa setempat dibantu petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi serta dibantu petugas polsek Brondong beramai-ramai menuju lahan tanaman jagung. Sebagian petani berburu ulat, selebihnya melakukan penyemprotan masal pada Minggu (26/1/2020).
Mereka menyemprot pertisida dengan air sesuai takaran. Jika serangan hama ini tak kunjung selesai, diperkirakan petani di 10 desa di Kecamatan Brondong terancam gagal panen. Kerugian juga bisa mencapai puluhan miliar rupiah.