LIPUTAN JATIM

Tradisi dan Makna di Balik Puasa Tasua dan Asyura

@minorrahman.sch.id

Liputanjatim.com – Masyarakat muslim di seluruh dunia saat ini tengah memperingati dua momen penting dalam kalender Islam, yaitu Puasa Tasua dan Asyura. Kedua hari ini tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial dan historis dalam tradisi Islam.

Puasa Tasua jatuh pada hari kesembilan dari bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Hari ini memiliki makna mendalam dalam sejarah Islam, karena diyakini sebagai hari di mana Nabi Musa (Moses) dan kaumnya diselamatkan dari kejaran Fir’aun di Mesir dengan berlayar melintasi Laut Merah. Para muslim meyakini bahwa puasa pada hari ini akan menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya, sehingga banyak umat Islam yang melaksanakan puasa sunnah pada hari Tasua ini sebagai bentuk ibadah dan peningkatan spiritualitas.

Hari Asyura jatuh pada tanggal kesepuluh bulan Muharram dan memiliki berbagai makna serta peristiwa penting dalam sejarah Islam. Di antaranya, peristiwa penyelamatan Nabi Musa dan umatnya dari Fir’aun, serta peristiwa penting seperti berdirinya Ka’bah di Makkah dan penciptaan langit dan bumi menurut keyakinan Islam. Bagi umat Islam, puasa Asyura juga diyakini dapat menghapus dosa-dosa selama dua tahun sebelumnya.

Kedua hari puasa ini tidak hanya dianggap sebagai ibadah semata, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan empati sosial. Banyak umat Islam yang juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bersedekah kepada yang membutuhkan sebagai bagian dari penghayatan nilai-nilai keagamaan.

Dengan berbagai makna historis dan spiritual yang terkandung di dalamnya, puasa Tasua dan Asyura tidak hanya menjadi ritual keagamaan semata, tetapi juga menjadi simbol persatuan umat Islam dalam mengenang peristiwa bersejarah dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Exit mobile version