Liputanjatim.com – Jajaran Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) melakukan kunjungan ke Kantor Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Kota Surabaya, Minggu malam (4/3/21). Silaturahim tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan sinergitas antara NU dan PKB sebagai partai politik (parpol) yang dilahirkan dari rahim NU.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI), Wakil Ketua Umum Abdul Halim Iskandar dan Jazilul Fawaid, serta Sekjen Hasanuddin Wahid.
Dari jajaran PWNU Jatim hadir Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Wakil Ketua KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), Wakil Ketua KH Abdussalam Shohib, Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim Prof KH Ali Maschan Moesa, Wakil Ketua Rais Syuriyah KH Abdul Matin Djawahir, Sekretaris Prof Akhmad Muzakki, Bendahara H Mathorur Rozaq, dan Wakil Katib KH Maksum Faqih (Gus Maksum).
Pertemuan yang diawali dengan santab malam tersebut berlangsung cukup hangat. Sebelum digelar diakusi, KH Abdul Matin mengawalinya dengan doa.
Sementara itu, Gus AMI mengatakan bahwa silaturahim ini sengaja dilakukan karena sejak setahun terakhir akibat pandemi Covid-19, jajaran DPP PKB belum bisa melakukan silaturahim secara khusus ke PWNU Jatim. “Kami sowan, silaturahim karena setahun lebih nggak silaturahim. Tentu silturahim ini awal setelah pandemi satu tahun ini dengan harapan semua tetap sehat wal afiat,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan berbagai tukar pemikiran untuk mempererat hubungan NU dan PKB, serta membahas berbagai persoalan kebangsaan ke depan.
Gus AMI juga menyampaikan sejumlah agenda PKB ke depan. Salah satunya rencana menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama pada 8 April mendatang yang akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan disiarkan secara virtual, serta Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB.
“Munas Alim Ulama dan Mukernas ini pertama dilakukan sebagai antisipasi recovery pasca-pandemi. Sebab nanti setelah keadaan membaik, perlu disiapkan langkah-langkah positif bersama,” tuturnya.
Sementara itu, Kiai Marzuki Mustamar mengatakan bahwa sinergi NU dan PKB ini sangat penting untuk bersama-sama memikirkan masa depan bangsa. Bahkan, Kiai Marzuki menginginkan agar kader-kader terbaik NU baik di PMII, Ansor dan lainnya bisa menjadi calon legislati (caleg) dari PKB, meskipun tidak masuk dalam kepengurusan PKB. “NU dan PKB harus sama-sama besar,” tuturnya.
Pihaknya juga berharap PKB terus memperjuangkan agar pesantren benar-benar diakui oleh negara, namun tetap mandiri, baik secara pengelolaan maupun kurikulumnya. “Pengakuan yang dimaksud adalah bagaimana pesantren itu muktabar, diakui lembaganya dan lulusannya dianggap setara, lulusan ijasahnya diakui, tapi secara lembaga, kurikulum tetap mandiri,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya berharap para kiai yang memiliki kemampuan keagamaan mumpuni bisa diakui keilmuannya baik setingkat master, doktor, bahkan profesor sesuai dengan kapasitas keilmuannya. (*)