Liputanjatim.com – Komisi B DPRD Jawa Timur terus mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan formulasi dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi untuk petani tembakau. Salah satunya adalah meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur untuk segera melakukan kajian proses ekstrasi tembakau.
Ketua Komis B DPRD Jawa Timur Aliyadi Mustofa mengatakan bahwa produk tembakau Jawa Timur bisa diolah menjadi berbagai produk turunan selain rokok, diantaranya adalah menjadi bahan baku produk farmasi maupun produk kosmetik. “Ekstraksi tembakau ini juga bisa menghasilkan nikotin cair yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan cairan vape atau rokok elektrik yang lagi tren saat ini,”ungkap Aliyadi.
Diversifikasi melalui ekstraksi tembakau tersebut kata Politisi PKB Jawa Timur itu merupakan bagian dari pengembangan peningkatan pemanfaatan tanaman tembakau yang memimpah di Jawa Timur, khususnya Madura. Diversifikasi menjadi bagian alternatif untuk memberikan nilai tambah ekonomi kepada petani. Sebab, harga tembakau saat ini tidak stabil dan terbilang rendah, sehingga merugikan petani.
“Jika dilakukan ekstraksi tembakau, semua bisa dimanfaatkan dari tembakau tersebut, tidak hanya daun tembakau yang bagus, namun semuanya, seperti batang tembakau yang juga memiliki kandungan nikotin. Tidak ada limbah yang terbuang dan bisa menjadi uang untuk petani,” ujar mantan Ketua Komisi C DPRD Sampang itu.
Peraih suara PKB terbanyak nasional (221.264 suara) di pileg 2019 lalu itu menyadari, dalam melakukan diversifikasi tembakau tersebut membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang, mulai dari kajian ektraksi tembakau dan kesiapan industri. “Namun tidak ada salahnya kita mencoba untuk melakukan inovasi dalam meningkatkan kesejahteraan petani,”sambungnya.
Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hundororo mengatakan ektrasi tembakau masih terbatas di laboratorium dan belum mencapai skala industri. Untuk mencapai itu, memerlukan kajian yang matang terhadap proses ektrasi tembakau dan termasuk kajian ekonomisnya untuk mendatangkan investor.
“Bahan baku untuk ekstraksi tembakau melimpah di Indonesia dan memiliki potensi besar. Sayangnya, saat ini upaya ektraski tambahan masih terbatas dilaboratorium belum mencapai skala industri,” katanya.