Liputanjatim.com – Cicip Pendiri NU KH Bisri Syansuri Abdussalam Shohib memberikan klasifikasi kepada para kiai atau ulama yang menghadiri peremuan dengan Timsus PKB bentukan PBNU di Jombang.
Menurut Gus Salam ada tiga tipikal kiai jika dilihat dari isi pertemuan tersebut, yang notabene membahas politik pengembalian PKB ke pangkuan PBNU meski jelas sudah berbeda entitas. “Ulama yang hadir acara itu ada 3 cluster,” kata Gus Salam, Selasa (13/8/2024).
Gus salam menjelaskan, tipikal yang pertama kiai yang hadir dalam pertemuan itu sangatlah mencolok. Pasalnya menjadi dalang dibalik dan penentu pembahasan pada pertemuan tersebut. Tipikal kiai ini sebenarnya hanya dimanfaatkan demi kepentingan PBNU.
“Yang menjadi promotor dan provokator serta menjadi alat kepentingan ambisi politik person-person Di PBNU,” ujarnya.
Yang kedua, lanjutnya, ada ulama yang ikhlas namun terpaksa hadir dalam pertemuan tersebut demi menghargai undangan jamiyyah NU. Mereka dikatakannya tidak terlalu mengikuti dinamika perkembangan politik yang terjadi. Untuk tipikal kiai seperti ini, Gus Salam mengakui sendiri pihaknya sangat memberikan hormat.
“Ulama yang ikhlas, teduh dan penuh pengabdian di NU, tidak begitu mengerti dengan dinamika politik yang terjadi. Beliau rawuh demi untuk menghormati undangan jamiyyah dan kami memberi hormat dan takdzim dengan sepunuh hati, dhohir batin kepada beliau-beliau,” jelasnya.
Untuk tipikal kiai yang terakhir, kata Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini, yakni kiai yang sadar bahwa ada unsur politis dibalik pertemuan tersebut dengan mengatasnamakan PBNU.
Meski kadang terkesan pasif, kelompok kiai ini dinilainya lebih bijak menyikapi sesuatu dengan mencermati hal-hal apa saja yang menjadi pembahasan untuk simpanan informasi.
“Para kiai yang sadar akan politisasi PBNU oleh oknum dan elite PBNU. Beliau sebenarnya punya keresahan dan kegelisahan dan tidak ingin konfrontasi. Akan tetapi beliau-beliau hadir dengan niat menghadiri undangan sambil mendengarkan informasi-informasi,” pungkasnya.