Tentang Kebijakan Penerapan New Normal, Mas Iin: “Pemerintah Harus Perhatikan Pondok Pesantren”

Achmad Amir Aslichin

Liputanjatim.com – Seiring dengan kebijkan penerapan “New Normal” oleh pemerintah pusat, anggota FPKB DPRD Provinsi Jawa Timur Achmad Amir Aslichin meminta Pemerintah untuk tidak mengabaikan Pondok Pesantren.

“Kami di Jawa timur sangat mendukung langkah pemerintah menerapkan New Normal. Karena itu akan kami kawal penuh implementasinya, khususnya untuk pondok pesantren,” kata Mas Iin sapaan akrabnya.

Pondok Pesantren yang selama ini menjadi tempat untuk mendidik karakter anak bangsa perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait bagaimana protokol kesahatan pada tatanan New Normal di Pondok Pesantren. Sebab sebagian besar Pondok Pesantren belum siap untuk memberlakukan protokol Covid-19.

“Pemerintah harus memikirkan bagaimana New Normal ini bisa diterima di semua sektor di Jawa timur, khususnya Pondok Pesantren. Kita dapat bayangkan, hampir tiga bulan ini pesantren memulangkan santrinya. Tentu tak hanya berdampak pada kegiatan di pondok, tetapi juga pada banyak sektor, misalnya masyarakat yang  perekonominya bergantung pada aktivitas pondok,” jelasnya.

Dari data pondok pesantren Kemenag di Jawa Timur pada 2019 terdapat 4.550 pondok pesantren  dengan 574.340 santri. “Sebab itu, kami mendorong pemerintah Provinsi Jatim, Ibu Gubernur Khofifah khususnya. Untuk tidak ragu menerapkan New Normal di Pondok Pesantren. Tentu juga dengan penerapan ketat protokol pencegahan Covid-19, berikut support anggaran untuk kebutuhan standarisasi infrastruktur penopangnya,” ungkapnya.

Mas Iin menambahkan, banyak hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah tentang penerapan New Normal di Pondok Pesantren. Mulai dari tahap pengembalian santri dari kampung halamannya ke Pondok yang harus melalui pemeriksaan massal. Kemudian terkait standarisasi sarana kesehatan dan ruang belajar, hingga pengalokasian anggaran khusus selama transisi New Normal.

“Kami akan koordinasikan secara intens, dengan PWNU, PCNU, RMI,  soal kesiapan dan kebutuhan pesantren di masa New Normal diterapkan nanti. Kami juga akan dorong pemerintah Provinsi juga daerah untuk mendukung penuh persiapan tersebut,” tegasnya.

New normal menurut mas Iin bukan berarti kita menyerah pada pandemi. Kelaziman baru ini justru menuntut kita untuk cepat beradaptasi. “Adaptasi adalah kunci kita menghadapi pandemi. Sebab itu, bersama kita harus mengawal penerapan new normal,” pungkas ketua Garda Bangsa Jatim itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here