Liputanjatim.com – Salah satu sekolah di Kecamatan Porong, Sidoarjo harus menelan pil pahit. Pasalnya, sekolah yang lokasinya dekat dengan lumpur porong tersebut sudah tidak menerima siswa sejak 2 tahun lalu. Sehingga, dengan kondisi tersebut membuat dinas terkait untuk menutupnya pada Senin (27/7).
Kepala Sekolah SD Mindi I Sayyidatul Uyun mengatakan, pasca munculnya lumpur lapindo sudah tidak ada lagi warga yang tinggal di sekitar sekolah. Dan memindahkan anak-anaknya ke desa lain.
“Sudah dua kali penerimaan siswa baru di SD Mindi I ini tidak mendapatkan murid,” ungkap Uyun di SD Negeri Mindi I kepada wartawan, Jumat (24/7/2020).
Salah satu faktor yang menyebabkan para orang tua siswa enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut adalah, jarak lokasi sekolah dengan titik semburan lumpur hanya 1,5 km.
Selain itu, lanjut Uyun, sejak 2019 pihaknya hanya memiliki siswa sebanyak 46 siswa. Dengan rincian mulai dari kelas III sebanyak 6 siswa, kelas IV sebanyak 8 siswa. Selanjutnya kelas V hanya 16 siswa dan kelas VI sebanyak 18 siswa.
“Dari jumlah 46 siswa tersebut, mulai tahun ajaran 2020 ini. Semua sudah dipindahkan oleh orang tuanya masing-masing ke sekolah dekat rumahnya,” jelas Uyun.
Setiap tahun, menurut Uyun, dirinya dan para guru lain sering merasakan was-was saat mengajar. Jika di musim hujan lingkungan sekolah banjir, maka di musim panas lahan kosong sering terjadi kebakaran.
Di sisi lain, saat dirinya mendengar jika sekolah ini akan ditutup, hati kecilnya merasa berat untuk meninggalkan SD Negeri Mindi I itu.
“Mulai hari Senin kami semua akan pindah tugas ke SD Negeri yang lain. Untuk saya sendiri akan menjadi Plt Kepsek SD Negeri Candipari I,” pungkasnya.