Liputanjatim.com –Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil survei pada hari Senin (29/8) terkait dengan elektabilitas partai politik di Jawa Timur. Survei yang dilakukan pada tanggal 1-10 Agustus 2022 melibatkan 1.200 responden di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 2,83% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Hasil survei menunjukan elektabilitas partai dengan urutan, PDIP 27,2 persen, PKB 19 persen, Gerindra 11 persen dan Golkar dan Demokrat sama-sama mendapatkan 6,8 persen. Sedangkan elektabilitas partai yang lain masih dibawah 4 persen.
Namun yang menarik dari hasil survei tersebut, swing voters atau orang yang belum menentukan pilihan berada di angka 57,8 persen.
“Sebanyak 42,2 persen pemilih menyatakan mantap dengan pilihannya. Sebanyak 57,8 persen pemilih masih bisa merubah pilihannya. Ditambah margin of error, saya kira peluang PKB, Gerindra mendekat atau bahkan menyalip PDIP masih memungkinkan,” kata Mochtar W Oetomo, Direktur SSC Mochtar W Oetomo dilansir detik.com.
Melihat hasil survei tersebut, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur Anik Maslachah menanggapi dengan santai meski hasilnya PKB di urutan ke-2. Sebab, survei masih menunjukkan swing voters yang cukup tinggi, bahkan lebih dari 50 persen. Sehingga menurutnya, hasil survei tersebut belum bisa dijadikan ukuran untuk partai apa yang menjadi pemenang pada pemilu 2024 mendatang.
“PKB haqqul yakin bisa berebut kembali kemenangan suara maupun kemenangan kursi , mengingat strategi kita hari ini lebih matang dari pemilu pemilu sebelumnya,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur itu kembali mengulas hasil pemilu 2019 lalu. PKB Jawa Timur berdasarkan hasil pemilu 2019 memperoleh 4.380.740 suara, sedangkan PDIP 4.110.205 suara, atau PKB unggul 270.535 suara dari PDIP. “Hanya ketika dikonversi dengan sistem sainte lague yang ada, kursi kita kalah dengan PDIP,” ujarnya.
Anik menambahkan, hasil survei tersebut juga menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras, terlebih lagi Ketua Umum PKB Gus Muhaimin maju sebagai Capres 2024. Majunya Gus Muhaimin juga menjadi supporting tersendiri untuk peningkatan elektoral partai. Sebab, dipastikan ada coattail effect (efek ekor jas).
“PKB satu komando, sangat solid dan utuh untuk mengantar capres, serta tidak ada faksi faksi. Tentu ini menjadi modal sosial bagi kita untuk juara baik suara maupun kursi,” pungkasnya.