Liputanjatim.com – Berkenaan dengan kebijakan PSBB jilid 4 akan berlanjut atau tidak, Surabaya mengusulkan untuk menghentikan PSBB dan diganti dengan kebijakan Pemkot Surabaya untuk memperketat protokol kesehatan di wilayah tersebut.

Hal ini untuk memperlonggar aktivitas ekonomi di wilayah kota Pahlawan tersebut seiring seretnya pendapatan masyarakat sejak diberlakukan PSBB.

“PSBB itu kita akan diusulkan ke Gubernur, kita (minta) diberikan kesempatan longgar supaya ekonomi berjalan,” ungkap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Senin (8/6/2020).

Selain pertimbangan ekonomi, menurut Risma, tren kesembuhan pasien positif Covid-19 sedang meningkat. Maka dari itu, pihaknya mantab untuk mengusulkan agar tidak ada PSBB jilid ke 4 dalam rapat tindak lanjut PSBB Surabaya Raya pada sore ini pukul 17.00 WIB.

Jika usulan ini diterima, Risma sudah menyiapkan beberapa skema protokol kesehatan untuk menghentikan laju persebaran Covid-19 di Surabaya.

“Setiap individu harus bisa menjaga keamanan kita dan orang lain. Karena itu kami Pemkot Surabaya mulai kemarin sudah menyiapkan protokol untuk seluruh aktivitas di Surabaya,” tambahnya.

Salah satunya dengan menyiapkan rapid test untuk karyawan di beberapa sektor dan kawasan industri. Seperti bengkel, pertokoan dan semacamnya untuk memastikan bahwa mereka bebas dari Covid-19.

“Kalau reaktif tetap swab dan jika positif harus isolasi, begitu protapnya. Protokol misalnya mall ga boleh transaksi tangan dengan tangan, kasir ada tirai, ga boleh nyoba baju, ga boleh pegang barang kecuali pedagang,” tegasnya.

Untuk itu, Risma menghimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya agar memperhatikan betul protokol kesehatan selama beraktifitas.

“Tolong protokol diikuti ketat, kalau tidak mau kembali lagi atau sakit atau dipisahkan dengan keluarga kita bahkan yang paling parah kematian. Kita harus disiplin,” pungkas Risma.