Liputanjatim.com – Dinas Kesehatan Jawa Timur merilis secara akumulatif sampai dengan bulan Juni 2022 secara akumulatif ada penemuan kasus baru HIV di Jatim sebanyak 3.328 kasus.
Ada tiga daerah di Jatim dengan angka tertinggi yang dicatat oleh Dinkes Jatim. Diantaranya, Kota Surabaya mencapai 317 kasus. Disusul posisi kedua, ada Banyuwangi dengan 306 kasus, dan Jember dengan 278 kasus.
Menanggapi tingginya kasus HIV di Surabaya, Wakil Ketua Komisi D Ajeng Wira Wati mengimbau penting dilakukan edukasi.
Ia katakan, sebagai kota besar, Surabaya menjadi tempat dengan mobilitas masyarakat yang tinggi. Sehingga menimbulkan berbagai macam problematika, seperti penyimpangan sosial dan sexual.
“Harus dilakukan edukasi, sekaligus penyisiran kampung mana saja yang banyak Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA).” desak Ajeng, Selasa (24/8/2022).
Selain itu, Ajeng mengajak semua pihak mewaspadai adanya prostitusi terselubung. Karena tidak semua masyarakat dapat melihat secara jeli akan hal itu. “Patut di waspadai itu!” tegas legislator Gerindra tersebut
Oleh karenanya, Ajeng menekankan Dinas Kesehatan melakukan edukasi, bagaimana masyarakat melindungi diri dari penyakit sexual dan sebagainya. Kemudian diiringi pembukaan lapangan pekerjaan di sekitarnya.
“Ya dibarengi kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Polres, 3 pilar supaya nanti memastikan tidak ada ataupun bisa menekan angka HIV.” beber Ajeng.
Di samping itu, Ajeng juga meminta diadakan edukasi bagi anak usia puber. Supaya tidak terjebak pergaulan bebas. Baik, melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, masyarakat, karang taruna, komunitas dan organisasi kepemudaan.
“Perlu kerjasama agar mereka melakukan edukasi, agar seksualnya anak usia puber tidak mengarah ke penyimpangan.” ujar Ajeng.