Liputanjatim.com – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDDT) Abdul Halim Iskandar terus melakukan upaya pemulihkan ekonomi nasional di tingkat desa. Salah satu strategi jitu yang dilakukan adalah dengan melalui pengembangan Badan Usaha Miliki Desa (BUMDesa).
Menteri yang akrab disapa Gus Menteri ini menjelaskan, salah satu kunci sukses dalam pemulihan ekonomi nasional di tingkat desa adalah BUMDesa. Hal ini tidak lepas dari posisi BUMDesa yang saat ini telah berbadan hukum. Dengan artian BUMDesa setara dengan BUMN dan BUMD hanya saja levelnya yang berbeda.
“Jadi kalau misalnya bicara tentang pengelolaan air di tingkat nasional dikelola oleh BUMN, pengelolaan air di tingkat kabupaten atau provinsi dikelola oleh BUMD, pengelolaan air di tingkat Desa maupun antar desa dikelola oleh BUMDes ataupun BUMDes Bersama,” ujarnya saat memberikan penghargaan pada 73 Desa di Sidoarjo yang telah menyelesaikan data SDGs Desa, Minggu (6/6/20)
Dengan unit usaha BUMDes, baik wisata, jasa, simpan pinjam dan sebagainya, akan berkontribusi untuk memulihkan ekonomi nasional di tingkat desa. Bahkan sudah ada BUMDes yang melakukan ekspor. Salah satunya BUMDes di Kabupaten Alor dengan komoditas ekspor vanilanya.
“Kita akan terus konsolidasi supaya semakin banyak BUMDes sedang menggalakkan komoditas ekspor, ini juga tergantung dengan data-data, tentang potensi desa, potensi unggulan desa,” kata Gus Menteri.
Karena itu, pihaknya tidak membatasi kerja sama yang dilakukan antar desa, bahkan lintas kabupaten maupun provinsi untuk membentuk BUMDes Bersama. “BUMDes Bersama tidak dibatasi oleh kewilayahan, desa di Sidoarjo bisa membangun kerja sama dengan desa di NTT, bisa bekerja sama dengan desa di Papua, bisa membangun kerja sama dengan desa di Aceh,” ujar mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan apabila desa yang bekerja sama memiliki kesamaan potensi dan produk unggulan. “Itu yang kemudian bisa saling memberikan dan saling menguntungkan. Dari mana kita bisa tahu ini? Kembali, kuncinya cuma satu, data, sekali lagi data,” kata Ketua DPRD Jombang dua Periode ini.