Liputanjatim.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Imin, menghadiri peringatan 1000 hari wafatnya KH. Dimyati Rois di Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah, Kaliwungu, Kendal, pada Kamis (6/3/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, Gus Imin mengenang keteladanan dan perjuangan almarhum sebagai sosok ulama yang memiliki dedikasi tinggi dalam bidang keagamaan, kebangsaan, dan pendidikan.

Menurut Gus Imin, KH. Dimyati Rois, yang akrab disapa Mbah Dim, adalah sosok yang tak hanya memberikan ilmu kepada para santrinya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap tanah air.

“Semua yakin dan optimistis warisan beliau akan terus mewarnai kehidupan kemasyarakatan, mewarnai kehidupan keumatan, menjadi suluh penerang jalan bangsa dan negara,” ujar Gus Imin.

Sebagai salah satu tokoh penting di Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Dim dikenal memiliki komitmen yang kuat terhadap agama dan kebangsaan. Gus Imin menyatakan bahwa nilai-nilai perjuangan almarhum tidak hanya terbatas dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Beliau adalah salah satu rujukan PKB dalam komitmen keagamaan sekaligus kebangsaan. Satu tarikan napas yang tidak bisa diputuskan antara kecintaan kepada agama dan kecintaan kepada tanah air,” lanjutnya.

Sebagai seorang ulama besar, KH. Dimyati Rois tidak hanya aktif dalam dunia pesantren, tetapi juga memiliki peran penting dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syura DPP PKB periode 2018-2022 serta menjadi anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 2021.

Lahir di Brebes pada 5 Juli 1945, KH. Dimyati Rois menempuh pendidikan di berbagai pondok pesantren terkemuka, seperti APIK Kaliwungu, Lirboyo Kediri, dan Sarang Rembang. Pada tahun 1985, ia mendirikan Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah di Kendal, yang kemudian berkembang menjadi salah satu pesantren terkemuka di Jawa Tengah.