LIPUTAN JATIM

Sorot BRIN, Gus Muhaimin Minta Peneliti Eikjman Direkrut Kembali

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin

Liputanjatim.com – Sebanyak 113 tenaga honorer Pusar Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman, tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan. Pemutusan kontrak ini merupakan akibat dari adanya integrasi Lembaga Eikjman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Pemutusan kontrak ini, menurut Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin dinilai kontraproduktif. Pasalnya didirikannya BRIN bermuatan pada penguatan di bidang riset.

Untuk itu, Gus Muhaimin meminta BRIN untuk merangkul kembali semua peneliti yang berada di bawah lembaga Eikjman tersebut.

“Kita membutuhkan banyak sekali peneliti untk membangun peradaban yang maju,” kata Gus Muhaimin, Senin (3/1/2022).

Dibentuknya BRIN, kata Gus Muhaimin, diharapkan bisa memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Tanah Air. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Inovasi Nasional, BRIN bertugas untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta inovasi secara nasional yang terintegrasi.

“Seharusnya kita malah menambah jumlah peneliti kita, bukan malah mengurangi. Salah satu kunci kemajuan sebuah negara adalah dengan penguatan riset dan teknologi,” kata Gus Muhaimin.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mencontohkan, dalam kasus Covid-19, bangsa ini pada masa-masa awal terjadinya pandemi terlihat gagap. Hal ini salah satunya karena rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Gara-gara ilmu pengetahuan belum kita kuasai, kita membuang duit terlalu mudah dan besar sekali yang kita buang untuk penanganan pandemi,” urainya.

Saat itu, kata Gus Muhaimin, negara menggelontorkan anggaran besar untuk membeli alat rapid test, ternyata sama sekali tidak efektif sehingga menjadi mubazir. Begitu pula dalam pengadaan boks desinfektan yang banyak tersedia di depan rumah atau gedung-gedung, juga tidak efektif dan bahkan membahayakan.

“Inilah pentingnya penguatan riset dan ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Karena itu, Gus Muhaimin meminta BRIN untuk mengkaji ulang pencopotan para penaga periset Eijkman.

“Tenaga mereka tentu sangat kita butuhkan. Bila perlu, kita memperbanyak tenaga periset untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pengelolaan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman diambil alih BRIN sejak September 2021. Perubahan status dari LBM Eijkman menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman resmi dilakukan pada 28 Desember 2021 lalu. Setelah integrasi Eijkman ke BRIN secara otomatis semua periset yang sebelumnya bekerja di Lembaga Eijkman harus menjalankan aktivitas riset sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang baru.

Eijkman Institute merupakan lembaga penelitian nirlaba yang didanai pemerintah. Lembaga ini bertugas melakukan penelitian dasar dalam biologi molekuler medis dan bioteknologi. Lembaga ini memiliki misi utama memajukan kemajuan penelitian dasar dan terapan terkait biologi molekuler di Indonesia, dengan fokus di bidang biomedis, keanekaragaman hayati, bioteknologi dan biosekuriti, serta menerjemahkan hasil penelitian untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

Exit mobile version