Liputanjatim.com – Slepet Imin, forum diskusi yang diinisiasi oleh Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap aspirasi masyarakat. Dalam acara yang dihadiri oleh 500 peserta dari berbagai kalangan masyarakat, Slepet Imin membahas beberapa isu yang krusial, beberapa diantaranya yakni masalah stunting dan kontribusi perempuan pada Pemilu 2024.
Forum kali ini mendapatkan pertanyaan dari peserta terkait kasus stunting, dimana salah satu peserta yakni Ibu Ovi mengangkat keprihatinan terhadap tingginya angka stunting di beberapa wilayah, termasuk Surabaya. Dalam pertanyaanya, ia menekankan bahwa stunting bukan sekadar masalah tumbuh kembang anak, melainkan dapat berdampak kepada mental health ibunya.
“Ibu-ibu resah karna berat badan anak tidak naik, ini membuat para ibu cemas hingga menyerang mental healtnya, saya ingin perubahan,” ungkap Ibu Ovi ini di Xperia Collaborative Sapace Surabaya, Rabu malam (10/1/2024).
Gus Imin merespon dengan pandangan yang menarik terkait kewajiban negara dalam mempersiapkan generasi sejak dalam kandungan hingga usia satu tahun. Dalam forum ini, Gus Imin menyoroti pentingnya fokus pada kesejahteraan ibu sejak satu tahun sebelum kelahiran hingga usia satu tahun anak.
“Dalam menyongsong masa depan, kewajiban negara bukan hanya berfokus pada anak-anak, tetapi juga pada ibu yang mengandung mereka. Kualitas gizi ibu harus menjadi prioritas utama,” ungkap Gus Imin dengan penuh kepedulian.
Ia menegaskan bahwa untuk memastikan kualitas kesehatan dan gizi ibu yang optimal, negara harus menyediakan anggaran yang memadai. “Jangan hanya berpikir tentang anaknya saja, tetapi juga jangan sampai ibunya frustasi. Perlu ada anggaran yang memadai untuk memfasilitasi kesejahteraan ibu hamil, termasuk akses terhadap perawatan medis yang berkualitas,” tegasnya
Diskusi kemudian bergeser ke isu partisipasi perempuan dalam Pemilu 2024. Perempuan memiliki kontribusi besar dalam membentuk peta politik yang inklusif dan berkeadilan. Keterlibatan aktif perempuan di Pemilu 2024 dapat memberikan warna dan perspektif yang beragam dalam pembangunan bangsa.
Salah satu mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya, menyampaikan pandangannya mengenai kontribusi perempuan pada Pemilu 2024, serta mengekspresikan ketidakpuasan terhadap realitas pelecehan seksual yang masih sering terjadi, termasuk oleh beberapa tokoh agama seperti Kiai dan Gurunya.
“Partisapasi perempuan pada pemilu dapat memberi ruang, tapi saya sangat geram sekali ketika yang katanya perempuan itu menjadi pondasi negara, dimana kalau kita ingin melihat kualitas negara kita harus memperbaiki kualitas perempuan. Tetapi, kenapa kita masih menyaksikan banyak kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi panutan, seperti Kiai dan Gurunya sendiri?” tanya mahasiswa tersebut dengan wajah serius.
Dalam menanggapi persoalan pelecehan kepada perempuan, Ketua Umum DPP PKB tersebut memberikan langkah-langkah konkret dalam menangani permasalahan kekerasan, terutama dalam lingkungan pendidikan khususnya bagi pesantren. Ia menekankan pendekatan dual, yaitu represif dan preventif, sebagai upaya serius untuk memberantas kekerasan.
“Kekerasan ini dapat kita tangani dua hal, pertama represif dengan aparat yang lebih tegas dan penindakan efektif. Kedua dengan langkah preventif ini diwajibkan semua unit sekolah khususnya pesantren ada satu unit anti kekerasan dan pelecehan dengan penanganan 24 jam,” ungkapnya.
Langkah-langkah konkret ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan dan pelecehan. Cawapres nomor urut satu ini berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya perlindungan terhadap masyarakat, terutama di sektor pendidikan, agar generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan mendukung.