LIPUTAN JATIM

Sidak Dermaga Gerak Situbondo, DPRD Jatim Optimis Ekonomi Sekitar Naik

Liputanjatim.com – Komisi D DPRD Jawa Timur melakukan sidak ke Dermaga Gerak (Movarible bridge/MB II) Pelabuhan Jangkar Kabupaten Situbondo, Jumat (7/1/2021).

Sidak tersebut dilakukan Komisi D DPRD Jatim, setelah sebelumnya Pelabuhan Jangkar diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Pelabuhan Jangkar ini direncakan dipakai untuk jalur Long Distance Ferry (LDF) atau pelayaran jarak jauh dari Pelabuhan Jangkar ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Diharapkan, dengan adanya rute baru itu, perekonomian Kabupaten Situbondo dan sekitarnya dapat terangkat.

“Harapan saya memang pelabuhan makin berdaya, bagus dan besar. Apalagi dengan anggaran tidak sedikit dari gubernur mencapai Rp 107 miliar. Mudah-mudahan ini akan menaikkan great dari yang kemarin,” kata Ketua Komisi D, dr Agung Mulyono.

Politisi dari Dapil Situbondo-Bondowoso-Banyuwangi itu berjanji akan mengawal penuh agar program pembukaan rute baru dan pembangunan jalur pelayaran rakyat di pelabuhan tersebut bisa direalisasikan pada tahun ini. 

“Intinya adalah tahun 2022 ada secercah harapan di pelabuhan baru. Dampaknya nanti Jawa Timur akan tersambung dengan NTT dan NTB. Kami di komisi D mendukung dan mendorong untuk realisasi,” tambahnya.

Anggota Fraksi Demokrat itu berharap agar pembukaan rute baru tersebut bisa membangkitkan perekonomian masyarakat yang menurun akibat pandemic Covid 19.

“Mudah-mudahan harapan masyarakat Jawa Timur akan tercapai dan langkah awal menjadi growth pertumbuhan ekonomi rakyat,” tambahnya.

Turut hadir dalam agenda sidak tersebut Wakil Ketua komisi D DPRD Jatim Mohammad Ashari, anggota DPRD Jatim Martin Hamonangan dan Satib. Setelah sempat berdiskusi, rombongan anggota legislative juga meninjau dermaga gerak di pelabuhan tersebut.

Sementara itu, Kabid Perhubungan Laut Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Luhur mengatakan, pembukaan LDF ke NTT dan NTB akan berdampak bagus bagi perekonomian masyarakat Jatim.

Pasalnya, pengiriman logistik yang dibutuhkan NTT dan NTB bisa dipangkas waktunya dan akan lebih menguntungkan. Selain itu, potensi pengiriman produk dari Situbondo dan sekitarnya juga akan lebih mudah, karena tidak akan melewati jalur Ketapang dan Bali.

“Sehingga nanti kebutuhnan masyarakat di NTT dan NTB bisa dipenuhi karena kapal nanti akan lebih besar. Suplai kebutuhan logistik akan terpenuhi dan tidak perlu lewat ketapang dan Bali,” jelasnya.

Selain membuka jalur LDF, pelabuhan Jangkar sebelumnya juga melayani rute penyeberangan dari Situbondo ke kepulauan yang ada kabupaten Sumenep. Diantaranya adalah Kangean, Massalembu dan Sapudi. Setiap harinya, ada satu kapal penyeberangan yang melayani rute

Sekadar diketahui, dermaga yang diresmikan Khofifah pada akhir tahun 2021 lalu tersebut merupakan dermaga gerak. Di mana  jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut. Sehingga kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya. Dengan lokasi strategis dan aman terhadap gelombang berkedalaman hingga 20 meter dan tingkat sedimentasi yang rendah.

Exit mobile version