Liputanjatim.com – Kali Brantas – Setelah pekan lalu melakukan sampling sampah mikroplastik di Kali Brantas, Kali Metro pun turut menjadi perhatian para peniliti muda yang tergabung dalam Envigreen Society.
Tak hanya Envigreen Society, Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan TCC (Trash Control Community).
UIN Sunan Ampel Surabaya juga turut andil dalam pengamatan sampah pada wilayah bantaran Kali Metro Joyosuko.
Kegiatan Tim Gabungan tersebut salah satunya Brand Audit yakni mengidentifikasi sampah plastik yang mendominasi timbulan sampah.
Menurut Imam Muzammil salah satu peneliti dari Envigreen Society sampah yang banyak terdeteksi adalah sampah plastik yang merupakan produk kemasan sachet.
“Ada 5 merek produk yang paling banyak kita temukan pada sekitaran Kali Metro, dari kelimanya merupakan sampah plastik kemasan. Ada juga sampah rumah tangga dan tekstil,” katanya.
Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/envigreen-society-temukan-pencemaran-mikroplastik/
Salah satu mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Rahmania menambahkan tak hanya Brand Audit, tim peneliti gabungan juga melakukan Rapid Assesment for Microplastic Contamination atau penilaian cepat untuk kontaminasi mikroplastik. Hasil penilaian cepat ini menunjukkan Kali Metro positif mengandung mikroplastik.
“Hasil yang kami dapat 21 mikroplastik dalam 100 liter air pada Kalimetro dengan pH 8.18. Kali Metro ini termasuk aset jika mau memperhatikan, karena letaknya yang berada di Kota Malang.”
Menurut Ziadatur Rizqiah salah satu peneliti dari Trash Control Community (TCC) UIN Sunan Ampel Surabaya kondisi aliran Kali Metro sangat memprihatinkan, tekanan secara fisik bisa terlihat langsung dengan mata telanjang.
Terlihat kondisi air yang keruh memberikan dugaan kualitas air memburuk seiring dengan banyaknya timbulan sampah yang ada pada bantaran sungai.
“Sampah yang kami temukan pada wilayah Kali Metro merupakan sampah rumah tangga. Ada banyak faktor, bisa tidak ada penampungan sampah, bisa juga kebiasaan masyarakat yang asal buang sampah.” ungkapnya.
Peneliti dari Environmental Green Society Kurnia Rahmawati menjelaskan bahwa mikroplastik dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia.
Efek negatif tersebut antara lain dapat menyebabkan gangguan hormon, menurunkan kekebalan tubuh, gangguan sistem saraf, hingga dapat meningkatkan risiko kanker.
“Untuk itu mari kita jaga lingkungan kita dengan tidak mengotori sungai, tidak membuang sampah sembarangan. Karena sampah plastik jika terdegradasi menjadi sangat kecil ukurannya, sangat berbahaya bagi makhluk hidup,”
Tak hanya itu para peneliti muda tersebut juga mangatakan Pemerintah Kota Malang harus ikut turun melakukan pemulihan ekosistem kali dengan menyediakan TPA dan TPS untuk setiap desa.
Selain itu, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari individu. Semisal dengan membuat kebijakan adanya patroli sampah pada setiap desa serta mengurangi pemakaian sampah sekali pakai.