Liputanjatim.com – Terkait hoax yang sering diproduksi kubu Prabowo-Sandiaga, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menilai bisa berdampak terhadap keamanan pemilu. Utamanya integritas penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu. Sehingga LPI menduga jika hoax sengaja diproduksi untuk membentuk persepsi publik.
“Apakah itu artinya hoax kontainer surat suara itu by design? Ya itu bukan soal benar atau salah, tapi soal bagaimana membentuk persepsi publik. Hoax ini skenario memenangkan persepsi publik,” ungkap Direktur LPI, Boni Hargens dalam acara diskusi di Restauran Gado-Gado Boplo Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum’at, (11/1/2019).
Skenario pembuatan hoax seperti surat suara tercoblos, nilai Boni, kerap digunakan dalam kontestasi politik pemilihan kepala negara. Oleh karenanya, dia menganggap cuitan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief di Twitter sebagai strategi politik.
“Di banyak negara memang ada kepala negara yang berhasil dimenangkan skenario ini (Bolzonaro, red). Pertanyaannya apakah Indonesia mau proses politik ini lahir pemimpin yang dirancang sedemikian rupa? Saya lebih percaya bahwa hoax dibangun Andi Arief dan sebelumnya itu bagian dari strategi politik yang dirancang,” paparnya.
LPI juga mengapresiasi langkah polisi untuk menangkap pembuat dan penyebar hoax surat suara tercoblos. Dengan catatan, polisi juga harus mencari tahu apa hoax tersebut dirancang atau tidak.
“Kepolisian sudah tegas menangkap beberapa orang dan jangan hanya menangkap penyebar hoax, tapi melihat secara komprehensif apakah hoax ini kebetulan atau dirancang,” pungkas Boni.