Liputanjatim.com – Sepertinya masyarakat surabaya saat ini sedikit bisa bernafas lege. Kekangan terhadap pemberlakuan PPKM Jawa Bali agaknya sedikit banyak akan dilonggarkan.
Hal ini mengingat Kota Pahlawan ini sudah memasuki level satu. Artinya surabaya diprediksi sudah rendah penyebaran Covid-19.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kategori level 1 untuk Surabaya berdasarkan asesmen situasi Covid-19 menurut Kementrian Kesehatan.
Ia mengatakan ada enam indikator penilaian yang akhirnya Surabaya pantas dikatakan masuk pada level 1. Enam indikator tersebut terbagi menjadi Transmisi Komunitas dan Kapasitas Respon.
Untuk Transmisi Komunitas, kasus konfirmasi per 100.000 penduduk di Surabaya saat ini 8,81 (tingkat 1).
Rawat Inap Rumah Sakit per 100.000 penduduk saat ini 3,43 persen (tingkat 1). Kemudian, angka kematian per 100.000 penduduk di angka 0,65 (tingkat 1).
Sedangkan Kapasitas Respon, terdiri dari positivity rate per Minggu di Surabaya di angka 0,41 (memadai). Lalu tracingrasio kontak erat/kasus konfirmasi per Minggu sekarang di angka 20,71 (memadai). Selanjutnya untuk treatment – Bed Occupancy Rate (BOR) per Minggu sekarang di angka 14,54 (memadai).
“Alhamdulillah matur nuwun (terima kasih) semua warga Surabaya. Ini berkat perjuangan njenengan (anda) semua, termasuk stakeholder. Saya haturkan (ucapkan) banyak terima kasih, ayo kita jaga level 1 ini sehingga Surabaya bisa terus berkembang,” kata Eri.
Kendati Surabaya berstatus level 1 berdasarkan asesmen situasi Covid-19 Kemkes, di Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 42 Tahun 2021, Kota Surabaya masih berada di level 3.
Alasannya, karena Surabaya punya keterkaitan dengan wilayah aglomerasi (Surabaya, Gresik, Sidoarjo).
“Insya Allah aturan Kemendagri yang baru itu juga ditambah terkait capaian vaksinasi,” kata Eri.
Untuk terus meningkatkan keamanan dari ancaman virus asal Wuhan, Tiongkok ini, Eri akan berkoordinasi dengan dua kepala daerah yakni Gresik dan Sidoarjo.
“Kami juga koordinasi dengan Gresik dan Sidoarjo, karena kita aglomerasi. Sehingga kita akan bantu ke sana nakesnya (tenaga kesehatan) dengan vaksin yang mungkin akan ditambahkan oleh Kemenkes. Saya yakin, tidak lama (capaian vaksin) aglomerasi ini. Karena Surabaya bergantung pada Gresik, Sidoarjo dan sebaliknya,” ujar dia.