Liputanjatim.com – Politisi PKB Jawa Timur Aliyadi Mustofa menyampaikan interupsi sebelum rapat Paripurna Penyampaian Nota Keuangan Gubernur terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Jawa Timur Tahun Anggaran 2020 selesai. Interupsi tersebut adalah permohonan untuk doa alfatihah bersama peserta paripurna dikhususkan untuk KHA Nawawi Abdul Djalil Sidogiri Pasuruan yang telah wafat pada Ahad kemarin (13/6/2021).

“Ijinkan kami dan mohon maaf pada forum ini, kami akan memandu pembacaan surat alfatihah yang pahalanya kita haturkan kepada al-mukarrom KHA Nawawi Abdul Djalil Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri yang sudah menghadap Allah SWT kemarin,” ungkap Aliyadi, Senin (14/6/2021) saat paripurna masih berlangsung.

Ketua Komisi B DPRD Jatim itu menilai bahwa KHA. Nawawi adalah ulama bersar dan karismatik di Jawa Timur. Sebagai ulama sepuh, KH Nawawi menjadi rujukan kiai-kiai muda di Jawa Timur.

“Beliau adalah ulama besar panutan umat yang tetap tawadu’ dan zuhud atau sederhana, tidak membeda-bedakan antar sesama,” terangnya.

Bagi Aliyadi, Kiai Nawawi merupakan orang yang ikhlas sehingga mudah diterima semua kalangan. Terbukti, banyak tokoh-tokoh nasional datang dan sowan (silaturahmi) kepadanya semasa hidup.

“Beliau selalu mendidik umat dengan hati dan rasa kasih sayang. Beliau ulama yang ikhlas,” ujarnya.

Sebelumnya, PKB Jatim melalui Bendahara PKB Jatim Fauzan Fuadi secara khusus telah mengintruksikan kadernya melaksanakan sholat gaib dan pembacaan tahlil dan yasin di masing-masing daerah sebagaimana yang diinteruksikan oleh PBNU.

“Sebagai partai yang dibidani NU, kami taat instruksi PBNU dan siap melaksanakan,” katanya.

Sebab selama ini, KH Nawawi bagi PKB adalah guru sekaligus orang tua yang selalu memberikan tausiah kepada kami yang berada di partai.
“Yang jelas kami sangat kehilangan Yai Nawawi, orang tua kami, alfatihah,” pungkasnya.