Liputanjatim.com – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, mengungkapkan kesedihan yang mendalam setelah timnya mengalami kekalahan telak 0-3 dari Bournemouth dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford.
Kekalahan ini dipicu oleh gol sundulan Dean Huijsen pada menit ke-29, diikuti penalti yang dieksekusi oleh Justin Kluivert pada menit ke-61, dan tembakan Antoine Semenyo yang menambah derita Manchester United pada menit ke-63.
Setiap gol yang tercipta semakin memperburuk suasana di dalam stadion, di mana para pendukung setia tim merasa hancur melihat performa tim kesayangan mereka.
“Sebuah skema bola mati membuat kami merasa gugup, seisi stadion. Saya merasakannya sejak menit pertama, di sana ada begitu banyak kegelisahan,” ucap pelatih asal Portugal tersebut
Kondisi stadion saat itu sangat kontras dengan harapan para pendukung yang datang dengan semangat tinggi. Kekecewaan terlihat jelas di wajah para pemain dan suporter, yang berharap timnya dapat memberikan penampilan yang lebih baik.
“Setelah gol ketiga, semua orang di stadion menderita – para fans, para pemain, semua orang,” tambah Amorim.
Meskipun timnya menciptakan banyak peluang untuk mencetak gol, Amorim mengakui bahwa hasil akhir tetap mengecewakan.
“Kami membuat banyak peluang untuk mencetak gol dan seperti halnya saat melawan Tottenham, mereka mencetak dua gol dan itu sangat sulit,” ungkapnya.
Amorim menyadari bahwa momen ini adalah tantangan besar bagi timnya. Dengan semangat untuk bangkit, pelatih ini berharap timnya dapat segera berbenah dan memperbaiki performa di laga-laga mendatang. “Ini momen yang sulit tetapi kami harus menghadapinya dan bersiap untuk pertandingan berikutnya,” ujarnya.
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dengan dukungan penuh dari para penggemar, diharapkan tim dapat segera bangkit dan kembali ke jalur kemenangan di pertandingan berikutnya.
