Liputanjatim.com – Kasus pembegalan di Pasuruan kali ini tidak hanya menyasar warga biasa, setidaknya oknum begal juga menyerang para guru saat melaksanakan tugas.
Hal ini membuat Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Pasuruan prihatin sekaligus khawatir. Aparat kepolisian pun diminta untuk melindungi para pendidik tersebut.
“Kami prihatin banyak guru yang melaksanakan tugasnya untuk mendidik putra putri bangsa, namun pada kenyataannya mereka menjadi korban aksi pelaku begal,” ungkap Kepala Dinas Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi, Jumat (16/6/2019).
Diknas juga mencatat jika dari rentang waktu 2018 hingga Juni 2019, telah terjadi 5 kali pembegalan terhadap guru. sehingga Diknas meminta semua pihak untuk memperhatikan masalah ini, terutama aparat kepolisian.
“Ada 5 kali (guru jadi korban begal). Wilayah Gempol sekali dan wilayah timur 4 kali. Kami inginkan ada penanganan, agar para guru tidak jadi sasaran begal,” sambungnya.
Di wilayah Timur, tambah Iswahyudi, begal menyasar seorang guru perempuan asal desa Banjarimbo, Kecamatan Lumbang. Korban dibegal saat menjalankan tugas dan motornya raib. Karena kejadian tersebut, sejumlah guru di Lumbang sempat mogok mengajar karena takut.
Meski begitu, Iswahyudi berharap para guru untuk tidak patah semangat. Selain itu, ia juga menghimbau agar para guru tetap waspada.
“Tetap melaksanakan tugas mendidik dengan baik jangan patah semangat dan selalu waspada. Selalu kordinasi dengan pihak-pihak terkait baik kepolisian dan masyarakat,” tegasnya.
Iswahyudi pun berharap, para begal tersebut tidak lagi menyasar para guru. Sebab, para guru memiliki tugas untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Saya juga berharap beri kemudahan guru dalam melaksanakan tugas, mudah-mudahan begal memahami bagaimana tugas guru adalah mencerdaskan anak bangsa. Begal-begal bisa mengenali guru sehingga dia ikut mengamankan dan melindungi ketika guru melaksanakan tugas,” pungkasnya.