Liputanjatim.com – Rencana kehadiran Ustadz Hanan Attaki untuk mengisi ceramah di Masjid Agung Kabupaten Gresik menuai protes dari kalangan masyarakat setempat.
Salah satunya disampaikan oleh Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Pengurus Cabang Nahdiatul Ulama (PC LTM PCNU) Gresik pada Jum’at (08/07) kemaren.
PC LTM PCNU mengaku khawatir akan konten ceramah mubaligh muda yang memiliki banyak pengikut di media sosial (medsos). Selain itu dianggap berpotensi menimbulkan kontroversi, terkhusus bagi kalangan masyarakat Gresik sendiri, yang notabene sebagai Kota Santri.
Untuk itu, PC LTM NU Gresik membuat surat permohonan keberatan atas kehadiran Ustadz Hanan Attaki, dalam surat resmi nomor 23/PC.LTM-NU/VII/2022 yang ditujukan kepada Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani, pada 8 Juli 2022.
“Kami menyatakan prihatin dan menyesalkan serta keberatan bila nanti kegiatan tersebut di atas dapat dilaksanakan di masjid yang merupakan aset pemerintah Kabupaten Gresik,” kata Ketua PC LTM PCNU Gresik, Nasichul Amin dalam surat edarannya yang diterima Liputanjatimcom.
Dari informasi yang beredar, Hanan Attaki dijadwalkan akan mengisi ceramah di Masjid Agung, Jl. Wahidin Sudirohusodo Kebomas, pada Sabtu 30 Juli 2022 pukul 18.00 WIB-20.30 WIB, mendatang. Ustadz Hanan Attaki diundang dalam acara bertajuk ‘Konser Langit’.
Nasichul Amin menegaskan, bahwa sikap protes terhadap pengajian pendiri Komunitas Pemuda Hijrah yang berpusat di Bandung itu didasari atas keluhan dan protes warga, tokoh agama serta tokoh masyarakat.
“Kita mengakomodir keluhan dan protes beberapa tokoh masyarakat sebagaimana yang ada dalam surat,” tegasnya.
Meski demikian, LTM PCNU Gresik hanya keberatan dengan pembicara yang didatangkan. Apalagi, tokoh penceramah yang ditengarai sebagai eks HTI itu, pernah kontroversi lantaran menyebut Nabi Musa AS sebagai premannya para Nabi.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung Gresik Ahmad Misbahul Abidin mengaku, pihaknya merasa kecolongan. Sebab, saat penyelenggara menyodorkan perizinan atas kegiatan tersebut, pihaknya tidak mengetahui rekam jejak Hanan Attaki sebagai tokoh eks HTI.
“Karena memang pihak panitia acara berkomitmen tidak akan mengajarkan kajian anti NKRI. Namun setelah ada surat dari LTM-PCNU Gresik, kami baru tahu,” ungkap Ahmad Misbahul Abidin.
Selanjutnya, setelah melihat rekam jejak Ustadz Hanan Attaki sebagai eks HTI, lanjut Misbahul, pihaknya akan mempertimbangkan kembali tentang proses dari perizinan acara tersebut.