SURABAYA – Sejumlah Habib dan Kyai di Kota Pahlawan mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, merelokasi Rumah Potong Hewan (RPH) khusus babi ke Banjarsugihan, Kecamatan Tandes. Pasalnya, tempat pemotongan khusus babi tersebut, telah beroperasi sejak puluhan tahun di kawasan wisata religi Sunan Ampel, Pegirian, Semampir Surabaya.
Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Habib Husein bin Najib Al Haddad. Ia bersyukur, Wali Kota Eri Cahyadi merelokasi tempat pemotongan khusus babi dari Pegirian kawasan religi Sunan Ampel ke Banjarsugihan Surabaya.
“Sekarang Alhamdulillah Bapak Eri (wali kota) sudah memindah ini. Semoga dapat keberkahan, khususnya dari Sunan Ampel dan warga Ampel. Dan juga semoga warga Surabaya mendapat keberkahan,” kata Habib Husein, Sabtu (24/2/2024).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Habib Mushtofa bin Umar Al Idrus. Keberadaan rumah potong hewan khusus babi selama ini telah meninggalkan kesan negatif bagi para pengunjung di kawasan wisata religi Sunan Ampel.
“Dengan dipindah di sini (Banjarsugihan), sangat bersyukur, ini tidak ada yang bisa mindah kecuali beliau (Wali Kota Eri). Insyaallah melalui tangan beliau (Eri Cahyadi), bisa memakmurkan Surabaya untuk semuanya,” tuturnya.
Ungkapan yang sama juga dituturkan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, KH Ahmad Dzulhilmi Ghozali. Ia sebenarnya prihatin dengan adanya tempat pemotongan khusus babi yang berada di kawasan wisata religi Sunan Ampel.
“Karena bagaimanapun orang yang datang dari jauh-jauh ke Ampel, kesannya itu sangat jelek. Masak di tempat Mbah Sunan Ampel, dimana orang-orang sedang ibadah, masih ada penyembelihan babi yang akan mengganggu konsentrasi orang beribadah. Jadi bahan gunjingan,” tuturnya.
Oleh sebabnya, Kyai Dzulhilmi yang juga imam besar Masjid Ampel ini mengaku bangga dengan langkah yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi. Sebab, Wali Kota Eri dinilainya telah berhasil merelokasi tempat pemotongan khusus babi dari kawasan tersebut.
“Saya sangat bangga sekali. Bagus sekali, mampu memindahkan RPH walaupun hanya waktu yang singkat, praktis hanya 1 tahun,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan bahwa relokasi tempat pemotongan khusus babi dari kawasan Ampel, bukanlah yang terakhir. Sebab, pihaknya juga berencana menata ulang kawasan Ampel menjadi tempat religi.
“Ini bukan yang terakhir, tapi nanti dengan doanya para Habib dan Kyai, kita nanti akan mengubah kawasan Ampel menjadi kawasan religi,” kata Wali Kota Eri.
Nantinya tempat yang sebelumnya digunakan untuk pemotongan khusus babi tersebut, akan diperbaiki. Selanjutnya, seluruh pedagang yang berada di pedestrian kawasan Ampel, akan ditata dan dimasukkan untuk berjualan di tempat tersebut.
“Semua pedagang nanti masuk, kita tata. Saya matur nuwun (terima kasih) kepada warga Surabaya, khususnya warga sekitar Ampel,” kata Cak Eri, sapaan lekatnya.
Menurut Cak Eri, Sunan Ampel adalah pendiri Kota Surabaya. Bahkan, meski sudah meninggal dunia, Mbah Sunan Ampel bisa menggerakkan ekonomi warga di wilayah sekitar dan Surabaya. Keberadaan kawasan religi Sunan Ampel tersebut, tentu telah menjadi kebanggan tersendiri bagi Kota Surabaya.
“Surabaya tidak bisa dilepaskan dari religi, santri, para Kyai dan Habib. Karena itulah kita membangun kawasan Ampel menjadi kawasan religi, mohon doanya insyaallah di bulan Mei kita bisa merasakan kawasan religi di Ampel dan akan terkoneksi dengan kawasan kota lama,” tandasnya.