LIPUTAN JATIM

Prokes basis CHSE Diyakini Cegah Penyebaran Covid-19 di Sektor Wisata

Liputanjatim.com – Seiring dengan melandainya penyebaran Covid-19, memberikan harapan baru menggeliatnya sektor perekonomian masyarakat.

Demi mensuport bangkitnya perekonomian, Pemeritah Provinsi Jawa Timur berencana membuka kembali sektor pariwisata. Kendati sudah melandai, kekhawatiran terkait masifnya penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok masih menghatui berbagai pihak.

Oleh karenanya, protokel kesehatan harus betul-betul diterapkan secara ketat. Anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari mengingatkan pembukaan tempat wisata harus dibarengi dengan sosialisasi Program Kemenparekraf terkait Prokes berbasis CHSE (Clean, Health, Safety and Enviroment).

“Saya mendesak Disbudpar untuk lebih gencar melakukan sosialisasi terkait Program CHSE ini ke kota kabupaten se-Jawa Timur. Juga ke masyarakat luas. Apalagi Bromo Tengger Semeru masuk program prioritas Nasional,” kata Agatha.

Agatha menilai, masuknya beberapa daerah di Jatim ke level 2 membangkitkan optimisnya akan pemulihan ekonomi masyarakat. Mengingat beberapa bulan terakhir sehubungan dengan penyebaran Covid-19 dengan varian delta kesehatan, ekonom masyarakat sangat terpuruk.

“Ini langkah positif untuk kembali menggairahkan sektor wisata di Jatim. Mengingat sektor wisata sangat terpukul sejak pandemi termasuk saat PPKM diterapkan. Ini akan menggairahkan kembali perekonomian yang selama ini tergantung pada sektor wisata,” katanya. 

Lebih lanjut, Agatha menuturkan penerapan Prokes berbasis CHSE harus dimasifkan, perubahan perilaku pelaku wisata harus menjadi kesadaran akan dampak pandemi ini. Sudah bukan saatnya, pelaku wisata mengedepankan sekto keuntungan saja, lebih dari itu juga harus mengedepankan safety, kebersihan juga kesehatan. “Termasuk tingkat vaksinasi di tempat wisata tersebut,” katanya.

Ia meminta, kemenparekraf juga sudah mensosialisasikan CHSE ke para Dubes, juga ke masyarakat. Langkah lanjutan dari pemerintah dengan penerapan di pelaku wisata mutlak harus dilakukan. 

“Bagaimana mungkin sektor ini bisa bergerak di daerah, jika tidak banyak pelaku usaha pariwisata dan wisatawan yang tahu tentang program CHSE ini. Padahal saat ini sertifikasi CHSE penting untuk menarik wisatawan. Sertifikasi CHSE di Jatim masih 534 an usaha wisata di provinsi sebesar Jatim ini,” ungkapnya

Exit mobile version