Liputanjatim.com-Anggota Komisi V DPR RI Syafiuddin Amoro mendukung program 3 juta rumah untuk membantu pengadaan hunian untuk masyarakat miskin Indonesia.
Program tersebut memang terasa berat dan sulit, apalagi di tengah keterbasan anggaran APBN. Bahkan Syaifuddin mengibaratkan kesulitan itu dengan cerita legendaris mitologi Jawa Bandung Bondowoso.
Diketahui, Bandung Bondowoso ditantang Roro Jongrang untuk membuat seribu candi dalam waktu satu malam. Tantangan itu pun diterima Bandung Bondowoso dengan meminta bantuan mahluk ghaib.
Sama halnya dengan Bandung Bondowoso, pemerintah kini membuat program 3 juta rumah. Untuk memenuhi target pembanguan tersebut, maka pemerintah melalui Kementrian PKP harus menyelesaikan pembangunan sebanyak 8.333 rumah dalam sehari. Angka tersebut nampaknya melebihi tantangan yang dipikul Bandung Bondowoso.
Oleh karenanya, Syafiuddin mengatakan kerjasama dan sinergitas pemerintah pusat dengan pemerintah daerah penting terjadi. Jikalau perlu dilakukan sharing anggaran akan mengurangi beban biaya yang ditanggung pemerintah pusat.
“Namun sinergitas Pak Menteri, terutama tadi ada yang menyampaikan bahwa dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten itu tentunya bagus sebagai solusi,” kata Syafiuddin.
Syafiuddin mengatakan, untuk ketersediaan lahan, Pemerintah juga bisa menggunakan tanah-tanah terbengkalai yang dimiliki. Pasanya ia menemukan banyak tanah milik pemerintah yang mangkrak bertahun-tahun, kondisi tersebut sayang jika terabaikan begitu saja. Salah satu contoh di daerah pilihannya Madura.
“Saya ingat bahwa di Dapil saya, Madura, ada beberapa tanah ratusan hektare yang dikuasai oleh badan usaha, namun kan berbentuk hak guna pake. Tapi dalam 20 tahun, 30 tahun itu tidak ada kegiatan apapun, mungkin itu menjadi solusi Pak Menteri dari beberapa daerah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, politisi PKB ini berharap program 3 juta rumah juga diperioritaskan untuk hunian TNI-Polri. Sebagai abdi negara yang bertanggung jawab atas keutuhan NKRI kesejahteraan TNI-Polri harus diutamakan termasuk soal hunian.
“Karena kalau kita lihat bahwa kesejahteraan daripada prajurit TNI dan Polri, terutama di papan ini, ini jelas saya lihat masih sangat di bawah standar gitu kan. Rumah-rumah dinas yang ada itu juga tidak mengakomodir kepentingan-kepentingan prajurit TNI. Namun kalau itu diakomodir, saya berharap, terutama prioritas utama adalah prajurit-prajurit yang ada,” kata dia.
Ia berharap, program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah dapat terimplemensi dengan baik. Jika hal tersebut tercapai maka akan ada nama Bandung Bondowoso era baru.
“Mudah-mudahan Pak Menteri ini betul-betul bisa terimplementasi, sukses, sehingga nantinya bisa disebut sebagai Bandung Bondowoso era baru,” pungkasnya.