LIPUTAN JATIM

Profil KH. Anwar Manshur, Ulama Kharismatik Pendukung AMIN di Pilpres 2024

Liputanjatim.com – Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH. Anwar Manshur memberikan pernyataan sikap politiknya pada Pilpres 2024, dengan mendukung Paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Jubir AMIN, Fauzan Fuadi pun mengaku dukungan dari Ponpes ternama di Jatim itu akan menjadi booster dalam memenangkan jago dari Koalisi Perubahan tersebut.

Lalu, bagaimana profil KH. Anwar Mansyur sendiri, sehingga dianggap berpengaruh kepada Paslon AMIN?

KH. Anwar Mansyur adalah pengasuh tertinggi Ponpes Lirboyo Kediri, yang memiliki puluhan ribu santri serta jutaan alumni yang tersebar dari berbagai penjuru Nusantara.

Saat ini dirinya juga menjabat sebagai Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.

Ia lahir pada 1 Maret 1938 dan merupakan putra sulung dari KH Manshur Anwar sekaligus cucu KH Abdul Karim pendiri Pesantren Lirboyo.

Anwar kecil dididik dan diasuh di lingkungan pesantren Lirboyo. Kemudian pendidikannya dilanjutkan ke pesantren Pacul, Gowang, Jombang, pesantren ayahnya sendiri. Lalu melanjutkan menimba ilmu di pesantren Tebuireng, Jombang sampai tingkat tsanawiyah dan diteruskan di pesantren Lirboyo, Kediri.

Kiai Anwar menikah dengan Ibu Nyai Umi Kulsum, puteri KH Mahrus Aly. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai 8 orang anak, 3 putera dan 5 puteri. Sepeninggal istri tercintanya itu, Kiai Anwar menikah lagi dengan Ibu Nyai Husnah binti KH Ahyat. Namun tak lama Nyai Husnah juga meninggal dunia. Kemudian Kiai Anwar menikah untuk ketiga kalinya dengan Ibu Nyai Mahfudzotin dari pesantren Peterongan, Jombang. Namun dari pernikahan dengan istri ke-2 dan ke-3, Kiai Anwar tidak dikaruniai anak.

Dimata keluarga dan warga NU, Kiai Anwar dikenal sebagai ulama sesepuh yang kharismatik. Sosoknya sangat dihormati dan disegani di kalangan pesantren, warga NU, hingga para pejabat pemerintahan.

Kiai Anwar juga dikenal sosok kiai sepuh yang amanah dalam menjalankan pendidikan di Ponpes Lirboyo. Ia terus berjuang mengembangkan pesantrennya agar bisa bertahan meskipun dengan model pendidikan salaf (tradisional). Dalam mendidik para santrinya, Kiai Anwar lebih menekankan akhlak dan menanamkan dasar akidah yang kuat kepada para santrinya dalam rangka membentengi diri dari berbagai macam aliran-aliran Islam yang menyimpang.

Hubungan Kiai Anwar dengan masyarakat pun terjalin baik. Tak jarang beliau menghadiri acara ketika diundang oleh tetangga atau masyarakat sekitar. Karena selain pengasuh pondok pesantren beliau juga sebagai tokoh masyarakat yang memang seharusnya menjadi sosok teladan bagi mereka.

Exit mobile version