LIPUTAN JATIM

Prihatin dengan Kondisi Warga, Mantan Buruh Pabrik Rintis Kampung Kue Surabaya

Liputanjatim.com – Mantan buruh pabrik Choirul Mahpuduah memiliki inisiatif untuk menggerakkan wanita agar memiliki penghasilan tambahan. Dengan penuh semangat, ia mengajak ibu-ibu untuk memulai usaha mandiri.

Pada tahun 2005, Choirul merasa prihatin dengan kenyataan warga setempat terutama ibu-ibu yang tak banyak melakukan kegiatan produktif. Tak jarang, mereka juga sering dikejar-kejar rentenir.

Melihat hal ini, ia lalu melakukan observasi dan memetakan kondisi terkini terkait usaha yang cocok dijalankan oleh ibu-ibu setempat. Ia menemukan idenya, yakni mengajak ibu-ibu untuk menjahit pakaian.

“Saya mengajak ibu-ibu untuk menjahit pakaian. Sebab, kawasan Rungkut Lor selama ini dikenal sebagai kawasan penghasil pakaian,” ucap Choirul di Rungkut Lor Gang 2 RT 04 RW 05 Kelurahan Kalirungkut Kecamatan Rungkut Surabaya, Kamis (25/4/2024).

Namun upaya ini tak lama, sebab tak berjalan sesuai harapan. Meski demikian, Irul sapaan akrabnya ini tak putusa asa, ia selanjutnya mengajak warga terutama ibu-ibu membuat kue. Ini karena ia mengetahui ada beberapa warga yang membuat kue yang dijajakan.

“Nah dari situ, kalau semua bisa membuat kue kan lebih bagus. Akhirnya Bu Irul mengomunikasikan, terus mengajak ibu-ibu ikut pelatihan,” tegasnya.

Berbeda dengan upayanya yang pertama, kali ini upaya Irul mengajak ibu-ibu membuat kue telah berhasil. Jumlah yang ikut membuat kue pun bertambah dari hari ke hari yang kini telah berjumlah sekitar 68 orang.

Tak hanya itu, setiap ada anggota baru, ia meminta agar kue yang dibuat tidak sama dengan yang telah dibuat sebelumnya. “Misalnya, ada rumah produksi lemper, rumah brownies dan rumah pastel. Jadi kita arahnya nanti spesialisasi,” tutur Irul.

Meski demikian, modal pada awal mula pembuatan kue tak terlalu besar. Pasalnya modal untuk membangun Kampung Kue masih didasarkan pada urunan setiap anggota secara swadaya.

“Nah, dari sini, memanfaatkan jejaringnya untuk mengenalkan Kampung Kue. Perlahan, kampung rintisan ini mendapat perhatian dari instansi pemerintah dan perbankan,” imbuhnya.

Pada tahun 2021, BRI yang tertarik kemudian menawarkan bantuan modal. Gayung bersambut, tawaran ini diterima Kampung Kue dan selanjutnya hampir seluruh anggota Kampung Kue telah menjadi nasabah BRI.

“Mereka lalu memanfaatkan pinjaman modal yang ditawarkan oleh BRI, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR),” pungkasnya.

Exit mobile version