Jakarta, Liputanjatim.com – Calon Presiden nomer urut 02, Prabowo Subianto mengeluhkan minimnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek) di Indonesia saat berbicara dalam Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri La, Rabu (21/11/2018). Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pakar selevel profesor yang ada di RI.
Bahkan ia mengaku pernah mendapat “bisikan” bahwa jumlah profesor bidang fisika di Universitas Indonesia hanya satu, benarkah “bisikan” tersebut?
Tim liputanjatimcom langsung melakukan penelusuran terhadap data yang dipaparkan oleh ketua umum Gerindra tersebut. Mengutip laman resmi staff.ui.ac.id, rupanya ditemukan ada lebih dari satu profesor bidang fisika yang mengajar di FMIPA UI.
Sosok pertama adalah Prof. Dr. Drs. Terry Mart. Pria kelahiran Palembang, 3 Maret 1965 ini mengemban tanggung jawab sebagai kepala grup pengembangan teori nuklir dan partikel fisika.
Terry menyelesaikan pendidikan sarjananya di UI pada tahun 1988 dengan predikat cumlaude. Hingga tahun 2009, ia telah menerbitkan sedikitnya 100 artikel ilmiah yang dituangkan dalam sejumlah jurnal dan berbagai forum konferensi fisika tingkat dunia.
Sosok lainnya adalah Prof. Dr. A Harsono Soepardjo, M.Eng. Pria kelahiran Solo 7 Juli 1951 ini juga aktif mengajar di FMIPA UI. Salah satu hasil penelitiannya adalah sistem pengering ikan tenaga matahari dengan penerapan efek trapezoidal greenhouse di tahun 2005.
Selain itu ada Prof. Dr. Phil. Nat. Drs. Anto Sulaksono, M.Si dikukuhkan menjadi Guru Besar UI bidang Fisika Nuklir pada 31 Agustus 2016. Selama lebih dari 15 tahun, Anto telah bergelut di bidang fisika nuklir serta astrofisika. Tidak hanya itu saja, di bidang fisika ia dikenal dengan 3 topik penelitiannya yaitu neutron star, transportasi neutrino di proto-neutron star dan struktur nuklir pada inti kaya neutron.
Sosok keempat adalah Prof. Dr. Djarwani S. Soejoko merupakan profesor fisika yang menyandang predikat sebagai Guru Besar Fisika Medis di Universitas Indonesia. Wanita kelahiran Salatiga, 26 Juni 1945 itu telah melakukan banyak penelitian di antaranya adalah Pengaruh mineral dalam pertumbuhan udang galah, Kristal apatit karbonat dalam kutikula udang galah, Dosis permukaan dan midline dalam radioterapi nasofaring dengan sinar x 6 MV menggunakan thermo luminiscence dan Dosis radiasi pada pasien dan anggota tim kateterisasi jantung dosimeter.
Dan ada juga sosok Prof. Dr. Rosari Saleh lahir di Yogyakarta pada 5 Oktober 1961. Wanita yang akrab disapa Oca itu memperdalam ilmu fisikanya yakni CMMP yang mempelajari sifat-sifat dari sekumpulan besar atom yang membentuk suatu materi, baik sintetik maupun alami di Universitas Philipps, Marburg, Jerman. Ia juga dipercaya menjadi guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI.