LIPUTAN JATIM

Politisi PKB Beri Solusi dalam Meningkatkan Nilai Tukar Petani Jawa Timur

Foto Istimewa

Liputanjatim.com –  Politisi PKB Jawa Timur Dra. Hj. Aisyah Lilia Agustina. M.Si memberikan solusi dalam meningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur. Solusi yang ditawarkan adalah adanya pengelolan hasil pertanian dari hulu hingga hilir. Produk pertanian yang dihasilkan petani bukan lagi dalam bentuk barang mentah, namun sudah dalam bentuk barang jadi atau kemasan.

Pola petik, olah, kemas dan jual yang selalu didengungkan oleh Gubernur Jatim, Ibu Khofifah Indar Parawansa sangatlah tepat diterapkan di sektor pertanian. Jika petani menjual hasil pertaniannya pasca petik tentu nilainya lebih rendah jika dibandingkan menjual hasil pertaniannya setelah diolah,” katanya.

Ia kemudian mencontohkan pola pengelolaan hasil pertanian yang dilakukan oleh warga Pojok Kulon Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Pasalnya, petani yang tergabung dalam Gapoktan sudah tidak lagi menjual hasil pertaniannya dalam bentuk gabah, namun sudah dalam bentu beras kemasan. Beras yang dijual berkemasan plastik , ada yang kemasan 2 kg, 5 kg, dan 10 kg.  Pola tersebut tentu memberikan nilai tambah terhadap pendapatan petani.

Tidak hanya itu, Aisyah juga menyarankan para petani untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Proses penjualan pertanian harus bertransformasi dari tradisioal ke modern. Proses penjualan bisa dengan sistem online yang sudah banyak digandrungi oleh masyarakat perkotaan.  “Jejaring e-commerce yang saat ini banyak tersedia di pasaran harus dimanfaatkan. E-commerce bisa menjangkau lebih luas dan tanpa ada batasan tempat dan waktu,” terangnya.

Untuk diketahui, NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan oleh petani. NTP termasuk salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.

Selain itu NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Kenaikan NTP disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.[ct]

Exit mobile version