LIPUTAN JATIM

Pilpres Satu Putaran Sulit Terlaksana, Ini Alasannya

Liputanjatim.com – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tinggal menghitung hari menuju pencoblosan 14 Februari mendatang. Narasi satu putaran pun kencang dihembuskan, khususnya oleh paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, narasi itu sulit untuk terlaksana.

Pengamat politik dari Universitas Nasional (UNAS) Selamat Ginting memprediksi pemilihan presiden pada pemilu 2024 akan berlangsung dalam dua putaran. Pasangan Prabowo-Gibran diperkirakan akan memperoleh suara sekitar 41-42 persen. Diikuti pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan memperoleh suara sekitar 30-31 persen. Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD diperkirakan akan memperoleh suara sekitar 24-25 persen.

Asumsi itu berangkat dari perolehan suara partai-partai politik pendukung ketiga pasangan calon tersebut pada pemilu 2019 lalu. “Jadi yang akan maju dalam putaran kedua adalah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan berhadapan dengan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar,” kata Selamat Ginting di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Hasil sejumlah survei dari lembaga-lembaga arus utama, kata Ginting, dengan margin error sekitar 3-5 persen, menempatkan urutan perolehan suaranya umumnya seperti itu. Jika tidak ada anomali politik, maka komposisinya akan seperti itu. Sambil mengamati hasil kampanye akbar hari akhir pada Minggu, 10 Februari mendatang

Selanjutnya, katanya, pertarungan antara kubu 02 (Prabowo-Gibran) dengan 03 (Ganjar-Mahfud) yang dalam skenario awal berada dalam satu kongsi dan kini pecah kongsi, menarik untuk dicermati. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

“Suara konstituennya hampir sama. Jadi seperti bejana berhubungan. Jika suara salah satu pihak tinggi, maka suara pihak lawan akan rendah,” ujar dosen FISIP UNAS itu.

Jadi, kata Ginting, sekitar 70 persen suara dari ceruk yang sama akan diperebutkan oleh pasangan 02 dan 03. Pasangan 02 diuntungkan dengan keberadaan Presiden Jokowi yang berpihak kepada pasangan tersebut, karena ada putra sulungnya.

“Hal ini yang membuat Presiden Jokowi tidak akan berpaling dari pasangan ini. Sekaligus dukungan penuhnya untuk Partai Solidaritas Indonesia yang dipimpin putra bungsunya Kaesang Pengarep,” ungkap Ginting.

Exit mobile version