Liputanjatim.com – Gerakan Peternak Ayam Rakyat Indonesia (Gaprindo) Jawa Timur datangi Gedung DPRD Jatim, mengeluhkan harga telur ayam yang anjlok, tidak sebanding dengan mahalya harga pakan ayam yang melambung tinggi.
Dalam kesempatan itu, Ketua Gaprindo Sumenep, Rusdi mengatakan anjloknya harga telor ayam karena menurunnya jumlah permintaan pasar, sedangkan produksi telur hasil ternak ayam berlebihan. Salah satu penyebabnya yaitu diberlakukannya sistem PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ) di masyarakat, sehingga banyak sektor ekonomi lain seperti restoran, hotel, usaha katering dan usaha lain yang berkaitan sudah banyak yang tidak beroperasi.
“Persoalannya harga telur menurun, daya beli masyarakat menurun sehingga mengakibatkan para pternak banyak yang bangkrut,” ujarnya.
Sementara harga telur ayam anjlok, harga pakan pun meningkat. Saat ini harga pakan, Rp. 6.500/kg, harga jagung Rp. 5.700-6000/kg sedangkan harga telur dari peternak hanya 13.500-14.500/kg. Harga pakan naik karena harga jagung berada di angka Rp. 5.700-6.000/kg, padahal jagung merupakan bahan pokok yang dalam pencapuran pakan pemakaiannya sampai 50 persen. Mahalnya harga pakan sangat membebani para peternak.
“Harga jagung naik harga telur menurun, ini tidak berimbang, kalau mencari jagung gak sulit tapi harganya meroket, ini perlu perhatian pemerintah untuk pengimbangan harga. Harga telur di peternak Rp. 14 ribu,” ungkapnya.
Anjloknya harga telur tersebut kata Rusdi sudah terjadi beberapa bulan lalu bahkan sebelum PPKM. Rusdi juga mengatakan bahwa selama pandemi harga telur sudah tidak stabil.
“Padahal telur ini kan kebutuhan sehai hari, antara harga pakan dan telur tidak imbang. Yang diharapkan harus ada advokasi dari pemerintah, memperjuangkan nasib peternak maupun petani sehingga masyarakat sejarhtera,” jelasnya.
Mereka juga mengeluhkan soal maraknya telur ayam HE (hatched egg) yang dijual dipasaran. Selama ini, telur tersebut dilarang berderar dipasaran, namun ada beberapa oknum yang masih saja menjual telur tersebut, sehingga hal ini merugikan peternak.