LIPUTAN JATIM

Petani Sumenep Emoh Tanan Tembakau, Ancam Produksi Nasional

Berita Jatim

Foto Istimewa

Liputanjatim.com – Warga Kabupaten Sumenep tahun ini malas menanam tembakau. Alasannya selain cuaca yang tidak mendukung, harga jual tembakau kering dinilai tidak sebanding dengan harga produksi.

“Males dengan dengan harga karena tidak sesuai dengan ongkos produksi. Sekarang cuaca, karena bulan delapan hujan, bulan sembilan ini menanam tidak nutut waktunya,” kata Sulaiman Kepala Desa Jinangger Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Minggu 16 Oktober 2022

Menurut pengamatan viva jatim di daerah timur Sumenep, lahan-lahan yang biasanya ditanami tembakau, kini ditanami jagung. Ditambah Data di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumenep mencatat, pada tahun 2020 luas tanam tembakau yakni 14.337,73 Hektare, dan menurun di tahun 2021 menjadi 9.811 Hektare.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Jawa Timur dari dapil Madura, Zainal Abidin mengatakan perusahaan rokok harus lebih bijak dalam memberikan harga beli tembakau dari para petani. Agar mereka lebih semangat dalam menanam karena hasilnya lebih memuasakan.

“Bagaimana pabrik rokok yang sekian tahun menikmati keuntungannya, harus juga memperhatikan keluh kesah masyarakat,” kata Zainal.

Zainal mengaku, selama ini petani tembakau juga mengalami kesulitan untuk pendistribusian penjualan tembakau. Jika kondisi tersebut tetap dibiarkan dan tidak mendatangkan atensi dari perusahaan rokok, kemungkinan penurunan tembakau akan terus terjadi.

Sumenep sendiri, lanjutnya, menjadi salah satu sentral penamanan tembakau yang mensuport produksi rokok nasional. Artinya pengaruhnya terhadap produksi rokok akan berdampak signigikan.

“Mangkanya saya minta kearifan pabrik rokok yang sudah sekian puluh tahun bahkan turun temurun, harus berkontribusi. Apalagi madura ini adalah sentra dari tembakau yang besar,” ujarnya.

Exit mobile version