Perjuangan Pendukung AMIN, dan Cerita Si Semut Nabi Ibrahim

Liputanjatim.com – Perhelatan pemilihan presiden (Pilpres 2024 tinggal menghitung hari. Setiap kali buka media sosial, mata langsung disuguhkan dengan pemandangan perdebatan pengguna medsos pendukung masing-masing paslon.

Tensi politik dengan cepat menaik pasca usainya debat ke empat diantara cawapres paslon nomor 1, 2 dan 3. Pembicaraan dan diskusi pun makin seru ketika performa Muhaimin Iskandar (Gus Imin) dinilai lebih maksimal dibandingkan para rivalnya, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD. Ia pun berhasil menarik simpati penonton.

Elektabilitas Paslon nomor 1 Anies-Gus Imin (AMIN) yang sebelumnya di posisi buncit, kini lambat laun menaik, dan menunjukkan trend positif, kendati masih belum memuncaki hasil.

Mantan Ketua PBNU dua periode, KH Said Aqil Siraj memberikan wejangan serta semangat kepada pendukung AMIN agar tidak berkecil hati, dan terus berjuang, memberikan sumbangsih suara walau itu hanya satu.

Kiai Said menuturkan, bukan perkara menang dan kalahnya diantara ketiga paslon, karena pasti terjadi. Namun yang paling penting adalah sejauh apa usaha para pendukung untuk memenangkan AMIN.

Ia pun menceritakan perjuangan seekor semut yang diremehkan hewan lain karena usahanya untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim.

“Ketika Nabi Ibrahim dibakar oleh Namrud. Binatang-binatang semua berusaha memadamkan api. Gajah, macan, buaya, badak, yang gede-gede itu. Eh semut datang memadamkan api, ditertawain oleh yang besar-besar,” kata Kiai Said saat mengisi ceramah pada acara Halaqah Kiai dan Santri Kabupaten Kendal, Selasa (23/1/2024).

Si semut, kata Kiai Said, sadar bahwa tiupannya itu tida kuat dan tidak memberikan efek berarti, tidak seperti tiupan hewan lain yang berkali-kali lipat lebih besar dari tubuh kecilnya.

“Ngapain kamu, tidak ada gunanya kamu itu, ngapain kamu ikut-ikut meniup api,” kata hewan lain memandang remeh si semut, dalam cerita Kiai Said.

Ternyata, bukan karena bisa memadamkan api Nabi Ibrahim. Hal yang paling mencengangkan kata Kiai Said, adalah ketika si semut menjelaskan usahanya kepada hewan lainnya.

“Apa jawaban semut? Jawabannya, saya tau tidak ada gunanya tiupan saya ini dibanding tiupan anda yang besar-besar. Tapi ini bertanda bahwa saya berada di pihak ibrahim, bukan dipihak Namrud,” pungkas Kiai Said.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here