Performa Debat Gus Imin Positif, Lebih Paham Soal Komunikasi Politik

Debat cawapres ke-4 di Jakarta Convention Center (JCC)/KPU RI

Liputanjatim.com – Performa Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Gus Imin pada acara debat cawapres 2024 ke 2 nya Minggu 21 Januari 2024 kemarin, masih menjadi topik yang diperbincankan banyak orang.

Hinga hari ini, Selasa 23 Januari hastag yang mengarah ke Gus Imin masih bertengger di beranda aplikasi X (Twitter) dan beberapa media sosial lainnya.

Ada sejumlah momen Gus Imin yang paling disoroti publik sepanjang perjalanan debat berlangsung. Yang paling mencolok, ketika Ketua Umum PKB tersebut menceramahi Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka usai memberikan pertanyaan singkatan LFP (lithium ferro phosphate) kepadanya.

Gus Imin lalu mengatakan bahwa debat cawapres ini bukanlah sesi tebak-tebakan singkatan.

“Tenang, Pak Gibran. Semua ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi, tebak-tebakan singkatan. Kita levelnya adalah policy, adalah kebijakan,” kata Gus Imin.

“Prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika, Pak Gibran. Etika, sekali lagi etika,” sambungnya.

Mahasiswa S2 Universitas Wijaya Surabaya, Ilham Faridus Zaman menilai pernyataan Gus Imin soal itu mengandung nilai yang tinggi meski tidak masuk dalam substansi tema debat.

Ia menganggap, kata ‘tengan saja, semua kembali kepada etika’ bermakna sangat luas. Bahkan dapat diingat sebagai pelajaran bahwa diatas ilmu ada akhlak. Ini bisa dipegang untuk kaum milenial agar lebih bisa menjaga perilaku dan bertutur kata yang baik.

“Menurut saya kata Gus Imin sudah menunjukkan jati dirinya sebagai seorang yang tumbuh dilingkungan pesantren. Di pesantren itu memang yang ditekankan adalah akhlaknya,”

Hal yang sama juga dikatakan Rayhan Nofa. Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya ini menganggap Gus Imin lebih matang dalam mengaplikasikan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi politik.

Sejak debat pertama, Gus Imin dilihatnya lebih bisa menguasai diri, dengan memberikan komentar yang berkaitan dengan isu yang diangkat dalam debat, tanpa dibumbuhi gimic yang tidak perlu. Maklum, Gus Imin sudah matang dalam soal politik.

Disinilah pentingnya paham komunikasi politik, apalagi dalam aktivitas debat cawapres, yang notabene merupakan kampanye politik.

“Bahwa dalam komunikasi politik, sebuah kepentingan politik tidak mungkin bisa tercapai tanpa dibarengi dengan aktivitas komunikasi politik yang baik. Maka yang terjadi komentar positif yang dituai,” pungkas Reyhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here