Liputanjatim.com – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur mengaku kaget terkait ektrimnya angka kemiskinan di Jatim. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, penduduk miskin ekstrem di Jatim mencapai 1,7 juta orang atau setara 4,4 persen dari total jumlah penduduk.
Sadad mengatakan, data kemiskinan ini berbanding terbalik dengan sederet prestasi yang selama ini di peroleh Pemerintah Provinsi Jatim.
“Ini relatif yang sangat tinggi. Menjadi mengagetkan karena pada sisi lain Gubernur menyampaikan di hadapan publik keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh pemerintah Jawa Timur,” kata Ketua Sadad, Selasa (31/8/2021).
Ketua DPD Gerindra Jatim ini menuturkan, melihat fakta ini, prestasi yang didapat Gubernur Jatim, seperti capaian angka investasi tinggi menjadi omong kosong, sebab tidak ada efek signifikan terhadap pengentasan kemiskinan di Jatim.
“Penghargaan dari bkpm misalnya bahwa Jawa Timur juara dan dalam hal investasi dalam negeri kemudian produktivitas pertanian menggeliat karena pertumbuhan pertanian semakin membaik,” katanya.
Tidak hanya itu, kelambatan penyerapan APBD di tahun 2021 seakan ada pembiaran terkait kemiskinan ini. Dana yang seharusnya terserap baik, terkesan mengendap, minim realisasi untuk mengurai permasalahan ini.
“Presiden Jokowi kemarin menegur bahwa penyerapan APBD Jatim minim gubernur memberikan counter bahwa penyerapan APBD Jawa Timur lebih baik dari tahun lalu. APBD memang hanya stimulan, tetapi stimulasi tersebut bisa menggerakkan perekonomian Jawa Timur akan tetapi kalau sampai september 2021 masih kecil masyarakat tidak terstimulasi untuk menggerakkan ekonominya,” tambahnya.
Ia berharap, kedepannya Pemprov Jatim bisa mengambil langkah taktis dengan merumuskan inovasi baru demi percepatan untuk kesejahteraan masyarakat Jatim.
“Harapan saya teknokrat teknokrat yang ada di lingkungan sekitar itu Gubernur benar-benar merumuskan langkah-langkah yang tidak biasa. Langkah-langkah yang extra Ordinary dengan skill dan pemahaman tentang ekonomi membuat terobosan inovasi yang memang memiliki dampak besar tidak hanya sebatas bernuansa slogan dengan bahasa-bahasa yang keren saja,” pungkasnya