Liputanjatim.com – Relasi antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa dipisahkan. Sebab, PKB lahir dari rahim NU dan menjadi alat politik warga NU.
Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH Abdul Adhim Alwi mengatakan, lahirnya PKB karena pada era Orde Baru, partai-partai politik yang ada saat itu, yakni Golkar, PDI, dan PPP dirasakan tidak bisa menjadi alat penyaluran aspirasi politik warga NU. Para ulama NU yang diprakarsai KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kemudian mendirikan PKB sebagai alat politik warga NU.
Kiai Adhim Alwi mengatakan, jika PKB adalah anak NU maka parpol lain hanya ibarat tetangga.
“Harus diperjelas mana anak, mana tetangga,” ujar KH Abdul Adhim Alwi saat silaturahim dan deklarasi dukungan Laskar Gawagis (Putera Kiai) Mojopahit di Pondok Pesantren Nurul Falah Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (1/2/2022).
Karena itu, menurutnya, memang sudah seharusnya bahwa perlakuan PBNU terhadap PKB tidak bisa disamakan dengan parpol lain.
”Nggak bisa tetangga diperlakukan seperti anak. PKB adalah anaknya NU. Yang lain tetangga. Namanya tetangga itu ada tetangga dekat, ada tetangga jauh, ada tetangga yang malah merecoki,” katanya.
Karena itu, Kiai Adhim menegaskan bahwa tidak benar anggapan sebagian orang bahwa hubungan antara PBNU dengan PKB mengalami kerenggangan.
”Ini saya yakin PBNU masih PKB. Ini jangan ditafsiri macam-macam. Memang organisasi alat politik NU satu-satunya ya PKB yang membangun kantor-kantor MWC di 18 kecamatan di Mojokerto, kecuali Trowulan. Tak ada kerenggangan karena memang anak,” tuturnya.
Mengenai adanya tabayyun atau klarifikasi PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo oleh PBNU karena mendukung Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai calon presiden (capres), Kiai Adhim Alwi menyebut banyak media, terutama media sosial yang “menggorengnya” hingga terjadi salah kaprah.
Karena itu, Kiai Adhim Alwi berharap nantinya NU bisa secara bulat mendukung Gus Muhaimin, kader terbaik NU yang juga cucu pendiri NU, KH Bisri Syansuri untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024.
Senada dengan Adhim Alwi, Mustasyar PCNU Kabupaten Mojokerto KH Masrikhan Asyari mengatakan benar bahwa NU jangan sampai dijadikan panggung politik karena warga NU sudah memiliki PKB sebagai satu-satunya partai politik yang lahir dari ”perut” NU dan tempat penyaluran aspirasi politik Nahdliyin.
”Andaikan dulu PDI, Golkar, PPP bisa jadi tempat aspirasi politik warga NU, nggak mungkin Gus Dur, Kiai Munasir Ali dan lainnya membuat PKB. Ya karena partai-partai yang ada saat itu tidak bisa dijadikan sebagai penyalur aspirasi politiknya warga NU,” tuturnya.
Menurutnya, NU dan PKB ibarat anak dan bapak, juga bisa diibaratkan sebagai saudara kembar yang masing-masing memiliki tubuh sendiri-sendiri maka pengurusnya pun sendiri-sendiri, tidak bisa dicampur.
”Karena itu, kalau saat ini ada Gus Muhaimin, putra terbaik NU maju sebagai capres, apalagi dari Jombang, dulu NU munculnya juga dari Jombang, semoga berhasil. Kita ini berpolitik itu ibadah. Jadi, mulai Anda kampanye, mengegolkan, tenaga, biaya, itu ibadah,” katanya.
Ketua Laskar Gawagis Mojopahit Mojokerto Ahmad Ihsan mengatakan, mendukung dan memenangkan Gus Muhaimin dalam Pilpres 2024 merupakan sebuah kewajiban bagi warga nahdliyin.
”Kami Laskar Gawagis Mojokerto siap mendukung dan memenangkan Gus Muhaimin Iskandar sebagai Presiden 2024. Demikian pernyataan dibuat dengan niatan yang tulus dan ikhlas untuk perbaikan bangsa Indonesia,” tegas Gus Ihsan saat membacakan deklarasi dukungan, didampingi Ketua PCNU Mojokerto KH Abdul Adhim Alwi dan para tokoh NU di seluruh kecamatan di Mojokerto.
Menurut Gus Ihsan, Gus Muhaimin yang merupakan keponakan Gus Dur tersebut adalah sosok kader terbaik NU yang hari ini terjun di politik.
”Karena memang beliau ini salah satu kader terbaik dari pada kaum nahdliyin, karena itu kami berkomitmen, mendukung memperjuangkan beliau,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Kedungmaling Mojokerto itu.
Menanggapi dukungan dari para kiai dan para putra kiai se-Mojokerto, Gus Muhaimin menyampaikan terima kasih. Dukungan ini menjadi suntikan baru bagi perjuangannya menuju Pemilu 2024.
”Terima kasih nasihat para kiai, para gus, semangatnya luar biasa. Ini kesempatan luar biasa di tengah persiapan kita menjelang Pemilu 2024. Bukan hanya target legislatif, PKB juga memiliki target eksekutif. Pemilu 2024 kebetulan tak ada calon incumbent, Pak Jokowi sudah tidak mencalonkan lagi sehingga peluang terbuka lebar kepada siapapun,” katanya.
Gus Muhaimin melanjutkan, saat ini, PKB sudah memiliki modal politik 10% sehingga butuh tambahan 10% lagi sebagai syarat minimal pencalonan presiden (presidential threshold/PT) 20%.
”Dukungan para kiai, para gus, insyaallah menambah elektabilitas sehingga modal tambahan 10 persen akan mudah,” pungkas Wakil Ketua DPR RI ini.