Liputanjatim.com – Pakar epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Windhu Purnomo mempertanyakan klaim Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait zona hijau di Surabaya.
Menurutnya, klaim Risma tidak memiliki data yang memadai untuk mengatakan Surabaya sebagai zona hijau. Untuk itu, Windhu meminta Risma membuka data jika ada agar tidak memberikan informasi yang simpang siur.
“Surabaya itu masih tetap merah. Orange saja tidak pernah kok tiba-tiba meloncat jadi hijau. Jadi memang yang kita adalah dari mana data yang digunakan itu saja. Apalagi satgas pusat sudah tiap minggu membuat pemetaan resiko. Surabaya itu sejak 2 bulan sampai sekarang masih terus merah,” kata Windhu, Senin (3/8/2020).
Lantas, Windhu membandingkan status di Sidoarjo yang kembali menjadi zona merah setelah sempat berada di zona orange.
“Sidoarjo itu kan sama merah terus, dan kemarin sempat satu minggu sempat turun oren tapi tiba-tiba minggu depannya naik lagi jadi merah lagi. Cuma seminggu itu Sidoarjo,” tambahnya.
Jika Risma merujuk pada angka kesembuhan tinggi, lanjut Windhu, maka yang dirujuknya masih jauh targetnya. Karena saat ini tingkat kesembuhan di Surabaya masih berkisar di angka 60 persen, sedangkan angka nasional di kisaran 95 persen.
“Kesembuhan yang sering disebut itu kan proses. Dan targetnya itu berapa. Kalau nasional katakanlah 5 persen berarti kan 95 persen. Kan kesembuhan di Surabaya 60 sekian persen kan masih jauh dari 95 persen. Apalagi kalau pakai target WHO berarti harus mencapai 98 persen, kan masih jauh,” tambahnya.
“Jadi, kalau memang dinkes atau bu wali bisa menunjukkan data mana sih. Kan kalau kriterianya kan kita memakai 15 kriteria yang ditetapkan satgas pusat itu. Kan itu belum menunjukkan,” timpalnya.
Untuk itu, Windhu berharap Risma tidak menyesatkan masyarakat dalam menetapkan status zona di Surabaya.
“Ya punya harapan boleh. Tapi jangan tiba-tiba mengatakan ini hijau. Maksud saya itu kalau kita klaim-klaim itu kan harus berbasis data. Jadi data itu ditunjukkan,” pungkasnya.