Liputanjatim.com – Pengajian rutin yang digelar di Masjid Darussalam membahas kitab Mukhtarul Ahadist yang dipimpin langsung oleh Kiai Marzuki Mustamar. Dalam ceramahnya yang teduh, ia menyampaikan terkait sholawat diperbolehkan untuk menggunakan lagu.
“Makanya NU kalau malam jumatan sholawatan, kenapa pakai lagu pakai syi’ir? Karena pintahnya banyak,” kata Kiai Marzuki di Masjid Darussalam Gayungsari Surabaya, Sabtu (16/3/2024).
Pengasuh PP Sabilurrosyid Malang ini menuturkan, alasannya membaca sholawat jika tidak menggunakan lagu, maka pelantunnya akan cepat merasa pegal. Pasalnya, sholawat tak dapat dinikmati dan diresapi dengan tenang. Menurutnya dalam ngaji rutin ini, sholawat dapat menggunakan lagu agar dapat dilakukan dengan nyaman, sehingga dapat melantunkan lebih lama lagi.
“Membaca sholawat tanpa lagu, seperempat jam sudah kesal, tapi kalau ada lagunya sejam kuat saja. Bahkan dua jam kuat saja mas. Jadi gak salah dilagukan itu, supaya bisa banyak,” ucapnya.
Masih di tempat yang sama, ia juga menambahkan dengan penuh semangat menekankan pentingnya membaca Al-Quran di tempat ibadah. Menjadi sebuah kebiasaan yang terus dilakukan di sepanjang waktu.
Ia juga menuturkan perlunya mengalirkan ayat suci Al-Quran di rumah melalui ngaji bersama keluarga. Dengan tegas, ia menyampaikan bahwa rumah yang tidak diramaikan dengan bacaan Al-Quran akan kehilangan barakahnya.
“Membaca Al-Quran di masjid itu bagus, tapi jangan lupa ngaji di rumah juga. Karena rumah yang tidak dibuat mengaji tidak dapat barakahnya,” tegasnya.
Pesan tersebut menjadi pengingat bagi setiap jama’ah untuk menjaga keseimbangan antara ibadah di masjid dan di rumah, memastikan bahwa kedua tempat tersebut menjadi sumber keberkahan bagi kehidupan mereka.
Dalam penghujung ngaji rutin kali ini, Kiai Marzuki menekankan bahwa teman-teman junior harus belajar pada para senior yang sudah berpengalaman. “Teman-teman yang masih junior jangan jalan sendiri, tanya ke seniornya yang sudah punya pengalaman,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga menutup dengan harapan-harapan baik. “Semoga Allah menjadikan hamba yang banyak syukurnya, sabarnya dan dalam mataku sendiri kecil tapi di mata manusia besar,” pungkasnya.