Liputanjatim.com – PKB Jawa Timur mendukung penuh kebijakan pemerintah pusat dalam memulihkan kembali kondisi sosial ekonomi masyarakat terdampak covid-19, termasuk juga untuk memulihkan pelaksanaan pendidikan. Sebab itu, PKB Jawa Timur secara khusus meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tidak mengabaikan pendidikan berbasis pondok pesantren dengan cara melakukan PCR test, swab test dan protokol penuh dalam mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren.
“Pesantren hampir seluruh Jawa Timur sudah tidak ada kegitan kurang lebih 3 bulan. Santri-santri terpaksa dipulangkan sebagai bagian dari solusi pencegahan terjadinya penyebaran covid-19 pondok pesantren,” ungkap Keta Fraksi PKB Jawa Timur Fauzan Fuadi, Rabu (27/5/2020).
Namun seiring dengan menyambut new normal yang diwacanakan presiden, Fauzan berpendapat bahwa aktivitas pesantren bisa dihidupkan kembali dan santri bisa kembali ke pondok pesantren dengan protokol penuh penanganan covid-19. Sehingga lingkungan pendidikan pesantren bisa terjamin bebas dari covid-19.
“Pemerintah pusat, Pemprov Jatim dan juga pemda se Jawa Timur harus bekerja sama untuk memfasilitasi test gratis untuk para santri,” Sambungnya.
Ia mengingatkan kembali bahwa pesantren menjadi salah satu pusat pendidikan yang utama masyarakat Jawa Timur yang harus mendapat perhatian penuh pemerintah. Terhitung di Jawa Timur ada 4.550 pondok pesantren dengan 574.340 santri. Jumlah tersebut kata Fauzan tidak bisa diabaikan dan harus menjadi perhatian bersama. “Saya sangat berharap pendidikan pesantren bisa kembali normal dengan dukungan protokol penuh pencegahan covid-19 dari pemerintah,” ujarnya.
Senada dengan Fauzan, Wakil DPRD Jawa Timur Anik Maslachah juga meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi pusat kesehatan di dalam pesantren, seperti tenaga medis dan alat-alat kesehatan pencegah covid-19 yang sesuai standart protokol covid-19. “Fasilitas ini sangat penting dalam menerapkan new normal seperti yang direncanakan pemerintah pusat,” katanya.
Selain itu, tidak kalah penting dalam mendukung keberlangsungan proses belajar dan mengajar, politisi PKB Jawa Timur itu juga meminta pemprov dan pemda se-Jawa Timur memenuhi kebutuhan pangan di lingkungan pesantren. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut dalam rangka untuk memberikan jaminan bahwa warga pesantren tidak perlu beraktivitas keluar pesantren dalam memenuhi kebutuhan hidup.
“memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi pesantren untuk santri yang kembali, minimal untuk kebutuhan selama 14 hari, selama masa isolasi mandiri,” pungkasnya.