Potensi Suara & Efek Domino Nahdliyin
Perebutan suara Nahdliyin atau masyarakat yang terafiliasi dengan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kerap terjadi. Termasuk di Pilkada Kabupaten Pasuruan tahun 2024. Berbagai strategi akan dilakukan untuk memenangkan hati dan suara mayoritas masyarakat muslim di Kabupaten Pasuruan itu.
Di tahun 2023, dari jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan yang berjumlah 1.634.022 jiwa, 1.609.458 jiwa beragama Islam. Sekitar 98% penduduk Kabupaten Pasuruan beragama Islam. Apabila menggunakan persentase dari hasil survei Ave Media pada tahun 2024, 92% orang muslim di Kabupaten Pasuruan mengaku terafiliasi sebagai NU. Sehingga bisa diperkirakan, sekitar 1.480.701 jiwa adalah Nahdliyin.
Apakah hanya faktor kuantitas yang membuat suara Nahdliyin itu diperebutkan? Tidak. Hasil Survei Indikator Politik Indonesia Tahun 2024, menemukan bahwa Nahdliyin memiliki kecenderungan militan terhadap calon yang dipilih. Misalnya bersedia memberi tahu kepada orang lain tentang pilihannya, mengajak orang lain secara langsung atau via media sosial untuk memilih pilihannya. Sehingga memenangkan suara Nahdliyin dapat menimbulkan efek domino. Bisa juga diasumsikan, bila Pasangan Calon (Paslon) yang tidak dipilih Nahdliyin, sekaligus dapat berpotensi terdampak secara negatif dari efek domino tersebut.
*Pengalaman Guru Terbaik*
Berdasar pengamatan mendalam dan diskusi kami, dari beberapa momentum Pilkada Bupati Pasuruan, setidaknya ditemukan empat cara untuk memenangkan hati dan suara Nahdliyin.
Pertama. Melalui janji dan komitmen kebijakan yang mendukung NU. Baik itu secara tertulis atau tidak, atau yang lebih baik secara tertulis dan disampaikan melalui kampanye. Kedua. Menjadikan salah satu atau bahkan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) berasal dari tokoh atau patron di kalangan Nahdliyin. Misalnya Kiai atau Gus, Ning, atau aktivis NU. Ketiga. Melibatkan tokoh di kalangan Nahdliyin sebagai Tim Kampanye dan/atau Relawan. Yang terakhir, Paslon tersebut diusung oleh Partai Politik (Parpol) yang memiliki hubungan historis dan kultural dengan NU. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi yang pertama. Disusul selanjutnya seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sehingga, keempat cara itu harus dilakukan agar Paslon dapat memenangkan suara dan hati Nahdliyin. Apakah ada jaminan menang? Kalau mengacu kepada dua kali Pilkada terakhir, Paslon yang menerapkan keempat cara itu berhasil memenangkan suara dan hati Nahdliyin, berhasil menjadi Bupati dan Wakil Bupati Pasuruan.
*Kenapa Nahdliyin Harus Memilih Paslon MUDAH?*
Kenapa Nahdliyin harus memilih MUDAH, memilih Gus Mujib dan Ning Wardah? Kami akan memulai menjawabnya dengan kerangka keempat metode yang selama ini digunakan dan terbukti sukses untuk memenangkan suara dan hati Nahdliyin.
Pertama. Paslon Nomor Urut 1 telah dipercaya oleh para Masyayikh Pasuruan untuk menandatangani Pakta Maslahat. Sebuah dokumen yang berisi inspirasi dan aspirasi dari para Kiai dan Ibu Nyai untuk membangun Kabupaten Pasuruan yang lebih baik. Termasuk mendukung program-program NU.
Kedua. Gus Mujib merupakan tokoh dan aktivis NU tulen. Sudah lebih dari 30 tahun lamanya Gus Mujib berkhidmat di NU. Dari menjadi Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PCNU, Ketua PCNU dua periode, serta saat ini menjadi Mustasyar PCNU Kabupaten Pasuruan. Saat Gus Mujib menjadi ketua PCNU, beliau adalah sosok yang secara berani untuk memberikan ruang kepada generasi muda NU baik dari kalangan pesantren dan aktivis organisasi dalam berkhidmat di NU. Selain itu, sebagai mantan Wakil Bupati Pasuruan, kontribusi kebijakan dan program sudah jelas dirasakan oleh PCNU Kabupaten Pasuruan dan PCNU Bangil.
Apakah Pasangan RUBIH, yang sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, memberikan dukungan kebijakan kepada NU? Konfirmasi kami kepada beberapa pengurus PCNU Kabupaten Pasuruan dan PCNU Bangil, Mas Rusdi tercatat tidak pernah memberikan kontribusi kepada organisasi. Untuk Gus Shobih, tentu saja ada, sebab dulu di PKB. Sekarang? Sudah dipecat PKB dan posisinya dalam kontestasi hanya sebagai wakil bupati. Bahkan, beberapa orang menyebut, Gus Shobih hanya dimanfaatkan untuk memecah suara PKB dan Nahdliyin. Kalau ada Cabup NU dan sudah terbukti berkontribusi, kenapa pilih yang lain?
Untuk yang cara yang ketiga dan keempat tidak perlu kami dijelaskan. Masyarakat sudah dapat mengetahuinya dengan pasti. Namun, kami ingin menambahkan poin plus dari Paslon MUDAH, Gus Mujib dan Ning Wardah. Bahwa kami sebagai aktivis muda NU, dalam hal ini adalah alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kabupaten Pasuruan, sudah memutuskan untuk mendukung dan memenangkan MUDAH dengan deklarasi Jaringan Aktivis MUDAH.
Terakhir, Muhammadiyah saja percaya kepada MUDAH. Maka, saatnya Nahdliyin bersatu tanpa ragu, bersatu untuk mendukung dan memenangkan Gus Mujib dan Ning Wardah, mewujudkan Kabupaten Pasuruan yang Ramah dan Maslahat untuk semua. Bismillah.
* Penulis : Tim Media Jaringan Aktivis MUDAH