Meski Pandemik, Perilaku Konsumtif Tetap Tinggi di Bulan Ramadhan

Parcel lebaran

Liputanjatim.com – Meski hiruk pikuk suasana Ramadhan tidak seperti tahun sebelumnya, namun perilaku konsumtif tetap tinggi di tengah wabah pandemi Corona.

Tren tersebut dipaparkan oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Dr. Tri Siwi Agustina, SE. Menurutnya, perilaku konsumtif berkait kebutuhan harian tersebut lebih tinggi di saat bulan suci ketimbang 11 bulan lainya. Kebutuhan harian tersebut meliputi kebutuhan pokok maupun penunjang lainnya.

“Konsumen cenderung menginginkan variasi dalam jenis makanan dan minuman. Meskipun bertepatan dengan pandemi virus Corona, perilaku ini tidak berubah, namun berbeda,” ungkap Tri, Senin (27/4/2020).

Fenomena tersebut dikategorisasi sebanyak tiga zona waktu. Yakni 10 hari pertama bulan Ramadhan, 10 hari pertengahan Ramadhan, dan 10 hari akhir bulan Ramadhan.

“Zona 10 hari pertama adalah masa dimana orang melakukan penyesuaian dalam berpuasa. Biasanya mereka cenderung sedikit royal dalam memenuhi kebutuhan kulinernya,” jelasnya.

Di zona ini biasanya orang tua menyuruh anak-anaknya untuk berpuasa. Oleh karenanya, segmen pasar untuk anak-anak perlu disiapkan.

Sementara pada zona 10 hari pertengahan, lanjut Tri, keadaan tidak jauh berbeda dengan zona pertama. Umumnya, ketika tidak terjadi pandemik seperti sekarang, jumlah pembeli takjil akan mulai berkurang karena ada acara buka bersama atau lainnya.

“Namun karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan, maka zona 10 hari pertengahan tidak mengalami banyak perubahan,” tambahnya.

Sedangkan untuk zona 10 hari memasuki lebaran Idul Fitri, pada momen ini permintaan makanan dan minuman kemasan akan meningkat tajam, terutama di kota-kota besar.

“Karena ada larangan mudik dan banyak rumah makan atau warung yang tutup, produsen harus menyediakan produk kuliner dalam porsi besar karena permintaan produk kuliner akan meningkat,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here