Liputanjatim.com – Stunting masih menjadi masalah utama di Jawa Timur yang belum berakhir. Tingginya angka stunting, 26,2% di tahun 2019 seakan-akan jauh dari perhatian dari pemerintah. Karena kasus stunting ini tak banyak masyarakat menyadari bahwa anaknya mengidap stunting. Sebab itu, perlu kerja serius Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi permasalah serius tersebut.
Stunting adalah suatu kondisi ketika tubuh dan otak anak tidak mengalami perkembangan secara optimal. Keadaan ini menyebabkan tubuh anak lebih pendek dan kemampuan berpikir yang cenderung lebih lemah dari anak lain seusianya. Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi atau malnutrisi kronis pada anak sejak masih di kandungan hingga umur 2 tahun.
Karena itu, Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur Khozanah Hidayati meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera melakukan evaluasi kerja dinas kesehatan dan lembaga dibawahnya dalam penanganan gizi. Karena permasalah stunting hanya soal bagaimana pemerintah giat melakukan sosialisasi terkait penyebab stunting, ciri-ciri hingga dampak dari stunting tersebut.
“Perlu adanya sosialisasi kepada ibu-ibu terhadap kebutuhan gizi anak mulai dari kandungan dan kepada ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kandungannya secara rutin,” ungkapnya.
Perempuan yang digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati Tuban 2020 itu menganggap kunci utama mengatasi stunting adalah sosialisasi yang masif kepada masyarakat. Sosialisasi bisa memaksimalkan posyandu dan kader-kader posyandu yang ada di pedesaan. Memaksimalkan posyandu sebagai pos kesehatan terpadu untuk masyarakat tentu akan mempermudah pemerintah melakukan monitoring terkait kebutuhan gizi dan tumbuh kembangnya balita di Jawa Timur.
Kasus stunting di Indonesia khususnya Jawa Timur tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin atau tidak sejahtera, namun juga terjadi pada masyarakat sejahtera. Masyarakat yang mampu secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarganya juga berpotensi memiliki anak yang mengidap stunting. Karena stunting soal bagaimana orang tua memperhatikan asupan gizi buah hatinya.
Namun kata Khozanah, masyarakat khususnya kaum ibu tidak perlu panik jika menemukan ciri mengidap stunting kepada buah hatinya selama umurnya kurang dari 2 tahun. Hal bisa diatasi dengan tindakan cepat pemenuhan gizi pada anak. Sebab si kecil masih menjalani 1000 hari pertama kehidupan. Pada periode ini, tumbuh kembang anak masih dapat dikejar lewat nutrisi dan stimulasi. Pemberian ASI eksklusif dengan tambahan makanan pendamping ASI hingga usianya 2 tahun atau lebih.
Untuk diketahui, tingginya angka stunting di Jawa Timur tersebut tersebar di 12 daerah, diantaranya Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Sumenep, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Nganjuk, Lamongan, Kabupaten Malang, Trenggalek, hingga Kabupaten Kediri.[cw]