Liputanjatim.com – Pemprov Jawa Timur baru-baru ini meresmikan moda transportasi baru. Bus yang bercorak unik itu bernama Raden Wijaya.
Nama tersebut diambil dari nama seorang Pendiri dan Raja pertama kerajaan Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309 yang bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana.
Selain itu, diambilnya nama Raden Wijaya mengandung arti Ramah, Aman, Dinamis, Ekonomis dan Nyaman, Wujud Inovasi JAtim berkarYA.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Dr. Nyono ketika turut meresmikan operasional Bus Trans Jatim Koridor I di Terminal Pasar Baru Porong, Sidoarjo.
“Bus bernama Raden Wijaya tersebut memiliki rute dari Terminal Porong Sidoarjo, ke Terminal Larangan, masuk tol ke Terminal Purabaya. Keluar Purabaya masuk tol ke Terminal Bunder lalu kembali ke Larangan,” kata Nyono, Jumat (19/08/2022).
Nyono mengungkapkan, layanan angkutan massal Bus Trans Jatim ini hadir dengan harapan dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Surabaya Raya.
Selain itu, dengan diluncurkannya Bus Trans Jatim ini diharapkan dapat meyakinkan masyarakat untuk beralih ke moda transportasi massal sehingga dapat menurunkan angka kecelakaan dan kemacetan.
“Kami ingin ada layanan angkutan umum berbasis jalan yang baik, sehingga penumpang kembali menggunakan angkutan umum dan menanggalkan motornya,” ucapnya.
Bus Trans Jatim Raden Wijaya memiliki skema pembelian layanan (buy the service). Selain itu, Bus tersebut juga ditunjang dengan penggunaan teknologi canggih. Seperti, kamera AI (Artificial Intelligence), kamera CCTV Interior, model pembayaran cashless serta dilengkapi dengan Aplikasi Transjatim-Ajaib.
Dengan tarif yang terbilang murah yaitu Rp. 2.500 bagi Pelajar/Santri, dan Rp. 5.000 bagi Masyarakat umum, diharapkan Bus Trans Jatim akan menjadi moda transportasi idola bagi warga Surabaya Raya.
Seperti telah diketahui, Bus Trans Jatim telah resmi mengaspal pada Jumat (19/08/2022) setelah dilaunching operasionalnya oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.