Mekar di Musim Hujan, Surabaya Mirip Musim Semi di Jepang

Bunga Tabebuya yang mekar di jalan protokol Ahmad Yani Surabaya (foto kompas.com)

Surabaya,Liputanjatim.com ­– Sejumlah jalan protokol di Surabaya berubah mirip musim semi di Jepang. Hal tersebut bukan karena mekarnya bunga Sakura, melainkan bunga tabebuya yang mulai bermekaran di beberapa pinggir jalan di Surabaya.

Mekarnya bunga tabebuya di Surabaya banyak di perbincangkan oleh warga net dan sempat viral di media sosial karena warna bunga tersebut dianggap mirip dengan bunga sakura di Jepang.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser mengatakan Tabebuya itu kini tersebar di sejumlah jalan protokol. Di antaranya yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, dan Jalan Raya Gubeng, Surabaya.

Bunga Tabebuya itu sebenarnya sudah banyak tersebar di beberapa tempat, sampai di pelosok jalan, tapi yang paling banyak di jalan-jalan utama protokol,” kata Fikser, Selasa (27/11/18).

Pohon tabebuya sendiri berasal dari negara tropis, yakni Brasil. Namun, Pemkot Surabaya mendatangkannya dari Malang dan Kediri untuk membudidayakan pohon itu sejak 2010 lalu. Di Surabaya, tabebuya dibudidayakan petani di Kebun Bibit Surabaya.

“Kami kan punya yang dibudidayakan di kebun bibit itu, tapai terkadang kita juga ambil dari petani yang ada di Kota Malang dan Kota Kediri,” kata dia.

Fikser mengatakan tabebuya yang tumbuh di Surabaya itu memiliki beberapa varian warna. Diantaranya kuning, pink, putih dan yang terakhir yaitu warna ungu-ungu yang diklaim mirip bunga sakura dijepang.

Dia menambahkan, ide awal penanaman tabebuya sendiri tidak lepas dari inisiasi wali kota Surabaya Tri Rismaharini jauh sebelum ia menjabat menjadi kepala Dinas Surabaya.

“Idenya dari Ibu Risma, waktu dia masih menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, belum jadi wali kota itu,” ungkapnya.

Menurutnya penanaman pohon tabebuya saat itu belum banyak. Pemkot Surabaya melakukan penanaman sejumlah jenis pohon dan tanaman secara serius pada 2010 lalu untuk peremajaan ruang terbuka hijau di Surabaya.

Menurut Fikser, mekarnya tabebuya terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada April dan November. Uniknya, mekarnya bunga tabebuya itu justru terjadi saat musim hujan. Sebab, lazimnya, kata Fikser, bunga tabebuya tersebut bisa mekar saat musim kemarau.

“Mekarnya di musim hujan ini unik, karena saat mendung, angin berhembus, membuat Surabaya jadi romantis.” [aw]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here