Liputanjatim.com – Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur Ma’mulah Harun mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi penyebab kelompok milenial mudah terpapar paham radikalisme. Salah satu faktornya adalah minimnya pemahaman dan pengamalan aqidah.
Minimnya pemahaman aqidah tersebut menurut politisi asal Banyuwangi itu menjadi faktor pendorong seseorang utamanya anak muda/milenial mudah terdoktrin. Aqidah menjadi cela atau pintu masuk untuk memasukkan paham radikalisme kepada seseorang.
Yang menjadi ironisnya lagi, kelompok milenial tersebut belajar aqidah melalui media sosial, seperti instagram, facebook dan youtube. Dengan modal pemahaman aqidah yang minim dan kurangnya referensi, milenial cederung dan manjadikan media sosial sebagai rujukan utama untuk belajar agama. Tak jarang mereka mudah terprovokasi isi dari dakwah yang ada di media sosial (medsos) tersebut. Karena medsos saat ini juga menjadi media dan sarang kelompok radikal menyebarkan pemahamannya.
“Milenial lebih banyak belajar aqidah melalui medsos yang tidak bisa diklarifikasi. Jadi bahaya, karena medsos jadi lahan dakwah radikal disana, sehingga milenial bisa mudah terpapar,” ungkapnya.
Bagi milenial yang sudah terpapar radikalisme menyakini gerakan mereka adalah gerakan yang paling benar dan termotivasi dengan kuat untuk melakukan gerakan radikal. “Mereka merasa disana ada jiwa kepahlawanan dengan menolak/anti paham moderat, toleransi, solidaritas, dialog,” ungkapnya.
Jika dilihat dari usia, milenial dari faktor psikologi dan faktor pedagogik merupakan tahap jiwa yang labil, dinamis dan responsif. Karena itu, kelompok milenial jarang berfikir panjang terhadap resiko yang dihadapi dari setiap aktivitas yang dilakukan.
Gerakan radikalisme yang dulunya menyasar ruang lingkup keluarga dan golongan mahasiswa, kini gerakan radikalisme tersebut sudah masuk ke sekolah-sekolah tingkat SMA dan SMP. Gerakan tersebut masuk pada kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Royatul Islam (Karim), gerakan ideologi tersebut merupakan bentuk transformasi dari HTI yang dibubarkan oleh pemerintah. Komunitas Royatul Islam ini masuk ke SMA-SMA dengan doktrin-doktrin yang sama dengan HTI, yaitu tegaknya khilafah.[ct]