Liputanjatim.com – Sidoarjo sebentar lagi akan memiliki Destinasi Wisata Religi Baru, yaitu Makam Auliya Pondok Pesantren sepuh Sono. Makam tersebut terletak di Desa Sono Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Makam tersebut dinilai mempunyai nilai historis yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan di tempat itu.
Menurut riwayat cerita, Pondok Pesantren Sepuh Sono saat itu menjadi tempat mengatur strategi perang dalam memperjuangkan kemerdekaan oleh para syuhada dan para kyai. Lalu saat pendudukan jaman Jepang, tempat ini menjadi makam para syuhada tersebut.
Tidak saja menjadi Syuhada, tokoh yang dimakamkan di situ juga masyhur dikenal sebagai Auliya’ pendiri Pondok Pesantren Sepuh Sono.
Pondok Pesantren Sepuh Sono sendiri dipercaya pernah menjadi kiblat pendidikan Islam di Jawa. Banyak Auliya besar pernah menimba ilmu di Ponpes Sono.
Diantara yang pernah belajar di Pondok Sono yakni, KH Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, KH Abdul Karim pendiri Ponpes Lirboyo, KH Jazuli Usman pendiri Pondok Pesantren Ploso Kediri dan lainnya.
Namun makam tersebut saat ini menjadi gudang senjata Puspalad (Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat). Menjadikan para peziarah kesulitan karena akses masuk yang sempit dan berada di area militer.
Mengetahui pentingnya nilai historis tersebut, Pemkab Sidoarjo berniat untuk merevitalisasi Makam Auliya itu.
Pada Juni 2022 akhirnya Pemkab Sidoarjo berhasil melakukan MoU dengan Kodam V Brawijaya terkait pinjam pakai lahan makam.
Menindaklanjuti MoU yang telah diteken itu, pada Rabu (31/08/2022) dilakukan Peletakan Batu Pertama sebagai tanda dimulainya proses Revitalisasi makam para Auliya Pondok Pesantren sepuh Sono.
Peletakan Batu Pertama dilakukan oleh KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor serta beberapa Tokoh Kyai Sidoarjo dan Jawa Timur.
Hadir juga dalam kesempatan itu Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, M.Sc serta Kapolda Jatim Irjen Pol. Dr. Nico Afinta.
Dudung Abdurachman mengaku terketuk hatinya untuk ikut merawat makam tersebut.
“Saya langsung perintahkan panggil Kapuspalad, kita langsung revitalisasi, kebetulan saya juga NU, saya dulu nyantri juga,” kata Dudung saat peletakan batu pertama (31/08/2022).
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengaku bersyukur sebab revitalisasi makam Sono telah menjadi aspirasi masyarakat Sidoarjo sejak lama.
“Ini satu keberkahan bagi kami, mewakili masyarakat Sidoarjo saya ucapkan banyak terimakasih,” pungkasnya.
Diketahui, terdapat enam makam utama dalam komplek tersebut, urutan yang paling sepuh yaitu KH. Muhayyin, Nyai Hj. Asfiyah (istri KH. Muhayyin, KH. Abu Mansur, KH. Zarkasyi, KH. Said dan KH. Maksum Ali.
Terdapat juga makam KH. Said yang merupakan ayah dari KH. Ali Mas’ud atau Mbah Ud Pagerwojo Buduran.
Pada komplek makam yang sekarang berstatus sebagai Cagar Budaya itu, nantinya akan dibangun beberapa fasilitas penunjang. Seperti Pendopo makam, Pelataran makam, Masjid, Tempat wudlu, Taman, Tempat parkir, Kamar mandi, Gazebo, hingga Kantor pengelola.
Diharapkan dengan revitalisasi makam tersebut dapat menjadi pengingat bagi masyarakat Sidoarjo, sebagai penerima tongkat estafet para pendahulu, agar dapat lebih semangat dalam meneruskan dan memperjuangkan pendidikan Islam dan Bangsa Indonesia.
[…] Makam Auliya Sono Akan Jadi Destinasi Wisata Religi Baru di Sidoarjo […]