LIPUTAN JATIM

Mahasiswa Jember Menolak Konferensi Tembakau di Bali

Para Mahasiswa berdemo di depan Gedung DPRD Jember

Liputanjatim.com – Gelaran Asia Pacific Conference on Tobacco or Health (APACT) ke-12 yang digelar di Bali mulai hari ini hingga 15 September 2018, mendapat penolakan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember.

Korlap Aksi Davit Rizal Firmansyah mengaku konferensi APACT tahun ini digelar di Indonesia dan dikhawatirkan akan ada pengendalian tembakau yang berdampak pada hancurnya perekonomian masyarakat.

“Tembakau itu komoditi di Indonesia sejak dahulu. Apalagi memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi pemasukan negara,” kata Rizal saat penyampaian orasinya di depan kantor DPRD Jember, Kamis (13/9/2018).

Pengendalian tembakau merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, kata Rizal, atas pandangan dari aspek kesehatan dan konsumsi rokok.

“Namun yang paling mengkhawatirkan, dampaknya ada petembakauan nasional. Dimana 6,1 juta jiwa masyarakat bergantung pada industri tembakau, mulai dari petani, karyawan, dan pedagang. Apalagi Jember sebagai komoditi unggulannya,” jelasnya.

Dengan belum disahkan RUU pertembakauan karena menuai polemik, juga dikhawatirkan menjadi celah yang bisa dimanfaatkan kaum kapitalis asing, untuk menghancurkan pertembakauan Indonesia. Maka Rizal memberikan tuntutan terhadap pemerintah Pusat dan Daerah agar berpihak kepada rakyat.

“Sehingga kami menuntut, tolak konferensi APACT, mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU pertembakauan, dan meminta Bupati Faida, untuk jalankan komitmennya dalam janji kerja nomor 11, yakni menata dan merevitalisasi industri tembakau, dengan meningkatkan produktivitas sektor, untuk kesejahteraan petani,” tegasnya.[mm]

Exit mobile version