Liputanjatim.com – Kesabaran warga Nahdliyin terus diuji dengan manuver politik yang dilakukan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Di setiap momen politik, gerbong NU kerap kali diacak-acak mereka untuk bisa diarahkan ke pilihan tertentu dengan kekuatan struktural yang dimiliki di PBNU.
Juru Bicara Timpro AMIN di Jawa Timur Fauzan Fuadi menuturkan, warga nahdliyin sudah cerdas dalam memahami politik kebangsaan. Mereka sangat memahami di semua tingkatan, termasuk di akar rumput siapa saja yang peduli dan memahami kebutuhan umat. Sehingga tidak bisa dijadikan sebagai komoditas politik beberapa oknum.
“Makanya Paslon Nomor 2 keliru besar, main pilpres kok ngajak orang-orang itu. Percuma, jaringan mereka hanya disapa ketika dibutuhkan saja. Ya mereka nggak maulah, apalagi diperintah-perintah sesuka hatinya. Selama ini, mereka yang menjaga, menemani, ya PKB. Siapa lagi?” kata Fauzan, Rabu (17/1/2024).
Harusnya, katanya, tim dari paslon 2 lebih jeli memilih kompatriot. Memastikan mereka yang dipilih benar-benar menjalankan tugasnya, bukan seperti memilih kucing dalam karung. Apalagi pelaksanaan di lapangan tidak sesuai yang dinarasikan.
“Nggak percaya? Itu mereka ada kirim-kirim sembako, kirim jilbab ke emak-emak NU, sampai ranting dan anak ranting. Memang diterima, dibawa pulang. Tapi begitu sampai rumah, stiker capresnya dilepas, tas bungkus gambar capresnya dibuang, lalu barangnya dibagikan relawan kita atas nama AMIN,” bebernya.
Fauzan menegaskan, kalau tidak percaya bisa diperiksa langsung di lapangan. Makelar politik yang turun di lapangan malah membuat pihaknya bertepuk tangan dan geleng-geleng kepala dengan aksi oportunis yang dilakukan.
“Kucurkan terus logistik kalian ke orang-orang itu. Terima kasih. Nanti turun-turunnya kan pasti ke relawan AMIN, kalau sudah di ranting atau anak ranting. Sudahlah, salah-salah, kalau masih pakai orang-orang itu, selain biaya tinggi, tidak akurat juga datanya di lapangan,” pungkasnya entah menyindir siapa.